KALAU "terlena" karena bisikan cinta akan menetes air mata bahagia seperti syair lagu "Terlena" yang dinyanyikan Ikke Nurjanah.
Tapi kalau terlena mematuhi 3M, bisa mendatangkan nestapa karena terpapar virus Corona.
Orang bisa terlena (dalam arti terlalai atau terlengah) menjalani protokol kesehatan karena berbagai sebab. Bisa karena merasa dirinya aman, nyaman, merasa sehat dan kuat.
Padahal yang sehat dan kuat belum menjamin kebal terhadap virus. Potensi penularan tetap ada karena virus bisa menyerang siapa saja, di mana saja dan kapan saja.
Virus hinggap kepada seseorang dengan tidak melihat latar belakang status sosial ekonomi, tidak melihat pangkat dan jabatan, tidak melihat kaya dan miskin, tidak juga melihat orang itu kuat atau sehat.
Yang pasti virus menyebar mengikuti pergerakan manusia. Virus yang hinggap dalam tubuh manusia, kemudian menular kepada manusia lainnya. Karenanya, manusia pula sebagai penghantar virus.
Itulah sebabnya menerapkan prokes yang paling standar, yakni 3M (Memakai masker, Menjaga jarak - menghindari kerumunan serta Mencuci tangan dengan sabun) sebagai bentuk perlindungan diri mencegah penularan.
Ya, cukup sederhana hanya menjalani 3M untuk mencegah Covid-19.
Sayangnya yang sederhana kadang dianggap sepele sehingga terlupakan, terabaikan dan akhirnya terlena karena merasa dirinya baik - baik saja.
Baru sadar selama ini terlena setelah swab test hasilnya positif.
Dari banyak kasus, testimoni mereka yang terpapar mengajarkan kepada kita agar tidak menganggap enteng soal prokes.
Mereka yang sudah sembuh selalu berpesan jangan sampai terpapar Covid-19. Risiko yang dihadapi cukup besar dan kompleks.
Kuncinya cuma satu, patuhi prokes. Jalani 3M untuk mencegah penularan.
Terlena mematuhi 3M bisa membawa nestapa. (jokles/win)