Urus Korban Covid-19 Penggali Kubur TPU Pondok Ranggon Tetap Bersyukur

Sabtu 03 Okt 2020, 07:39 WIB
Penggali kubur di TPU Pondok Ranggon, kerja tak kenal lelah. (ifand)

Penggali kubur di TPU Pondok Ranggon, kerja tak kenal lelah. (ifand)

JAKARTA - Pengorbanan tak kenal lelah dilakukan para penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Betapa tidak, sudah lebih dari enam bulan belakangan ini mereka terus dan harus menggali liang lahat.

Sebagai pihak yang berdiri di barisan paling akhir dalam penanganan korban Covid-19, tenaganya dipaksa untuk terus bekerja, karena jumlah jenazah yang datang tak pernah henti, bahkan bertambah. 

Lelah, khawatir, dan terus berdoa agar semua tetap sehat yang selama ini mereka rasakan dan lakukan. Harapannya hanya satu, wabah Covid-19 ini bisa segera berakhir dan tak ada lagi warga yang menjadi korban dan harus dimakamkan. Pasalnya, dalam setiap pulang ke rumah, mereka selalu dihantui kekhawatiran membawa virus ke keluarga. 

Komandan Regu PJLP TPU Pondok Ranggon, Nadi (47), mengatakan, dirinya bersama ke-96 rekannya hingga kini terus berjuang untuk penanganan korban Covid-19. Agar pekerjaan maksimal, mereka pun membagi empat regu agar bisa membagi waktu. "Satu regu ada yang isinya 25, 24, 23 orang, jadi kerjanya sehari urus jenazah Covid-19, besok tugas bersihin rumput," katanya, Jumat (2/10).


Pembagian Kerja

Pembagian sistem kerja itu, kata Nadi, karena saat bertugas dalam penanganan korban Covid-19, dibutuhkan tenaga ekstra. Pasalnya, dalam satu hari, petugas harus menggali paling sedikit 20 liang lahat. "Kalau ditugaskan di sini terus kasihan, nanti malah jadi drop dan kelelahan. Bukan tidak mungkin malah jadi sakit," ujarnya.

Selama ini, kata Nadi, dirinya dan petugas lain sangat bersyukur selama enam bulan bertugas menangani pemakaman korban Covid-19, tak mendapatkan kendala. Pasalnya, selama ini juga tiga pilar selalu menjaga dirinya yang bertugas tak kenal lelah. "Kalau untuk kendala kita tidak ada, karena kita dijaga 3 pilar, makanya dari awal kita aman," tuturnya.

Namun, yang menjadi kesulitan saat bertugas, Nadi mengaku ketika saat menggali liang lahat mendapatkan tanah yang keras. Dan saat ini lahan yang ada dengan posisi agak menurun menyulitkan dalam proses penguburan. "Makanya ya harus pintar-pintar kita saja untuk mengerjakannya, biar semua bisa ditangani dengan baik," imbuhnya.

Sakit Pinggang dan Wabah ke Rumah

Nadi juga bersyukur, meski setiap saat harus mengurus korban Covid-19, ia dan puluhan rekannya masih sehat tanpa ada kendala. Hanya saja yang paling sering dirasakan adalah sakit pinggang yang dialami hampir semua petugas. "Ya alhamdulilah penyakitnya cuma sakit pinggang aja, karena kan memang kebanyakan menggali kubur, semua juga bilang wajar," ungkapnya.

Selama ini juga, sambung Nadi, pihaknya sangat bersyukur dengan dukungan pemprov DKI yang tak henti-hentinya mengirimkan vitamin bagi ia dan rekan-rekannya. Bahkan, beberapa donatur juga terus peduli dengan para petugas penggali kubur. "Alhamdulilah dengan kepedulian yang diberikan membuat kami terus sehat dan terjaga," ungkapnya.

Berita Terkait
News Update