JAKARTA – Emak-emak pembawa bensin dalam botol air mineral di Balaikota, ternyata ingin menyampaikan surat untuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Saat dilakukan pemeriksaan oleh Pamdal, selain membawa sebotol bensin, yang diduga untuk melakukan pembakaran gedung Balaikota, wanita paruh baya tersebut juga membawa sepucuk surat.
"Beliau (ibu-ibu itu) memaksa bertemu kepala biro, katanya mau memberi surat, tetapi isi suratnya aneh.. Kami menduga ibu ini juga tidak waras karena suratnya juga surat aneh, bahasanya juga tidak beraturan," Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin, Rabu (28/10/2020) saat dikonfirmasi wartawan.
Baca juga: Emak-emak Dipiting dan Dijotos Lantas Dirampok Bandit di JPO TB Simatupang
Adapun surat yang yang dibawa ibu tersebut berbunyi sebagai berikut:
Kepada Yth. Anies Baswedan yang menangani DKI di tempat.
Assalamualaikum Wr Wb.
Dengan ini saya menyampaikan surat ini kepada Anies Baswedan, saya sudah capek sekali dan sudah berulang kali memberikan surat pertemuan, tetapi kamu tidak mau bertemu dengan saya. Padahal tanpa saya suara dan gedung, lahan, harta benda, uang rupiah dan kepemimpinan, kedudukan, jabatan itu dari saya dll. Pura-pura hidupmu masih hidup, di jalanan seperti asalmu dahulu pengemis. Setelah saya berikan kamu kesempatan agar kau dipandang oleh rakyat, ternyata kau lupa kulit seperti kacang.
Baca juga: Kader Emak-emak Dasa Wisma Lenteng Agung Ikuti Pelatihan Pengolahan Sampah
Mungkin asiknya kau menikmati hasil harta benda seorang yang punya harta benda yang sudah kau abaikan tidak kau pedulikan. Saya mau bertemu kepada kamu sekarang juga, dalam rangka sebelum saya kembali ke kepemimpinan kedudukan kepresidenan. Langsung saja saya jadi Presidennya dan sebagai wakil Presidennya ayah Rhoma Irama.
Saya sekarang ini mengambil posisi kedudukan di kepemimpinan Kapolsek Cawang di Jatinegara. Saya mengambil uang anggaran tunjangan yang berwenang di kepemimpinan saya di harta ini karena rekan-rekan Kapolsek lain di wilayah Jakarta ini mengharapkan sekali kepada saya uang tunjangan tersebut sebagai uang saku tunjangan dan uang jalan, dan begitu dengan anggota karena saya belum masuk ke dalam gedung istana, saya mengambil uang tunjangan ini di bank DKI.