“Kalau pun ada bantuan, cenderung dilakukan sendiri-sendiri. Padahal, andai itu dilakukan bersama, dampaknya pasti lebih dahsyat. Saya malu dengan perantau sukses dari daerah-daerah lain yang sangat kompak membangun tanah leluhurnya.”
Kecintaan Sibatangkayu sendiri terhadap tanah kelahirannya, tercermin dari puluhan lagu ciptaannya yang nyaris semua berbicara tentang kearifan lokal masyarakat Tabagsel. Mulai dari cerita adat dan budaya, kuliner, daerah tujuan wisata yang menggambarkan keindahan Tabagsel, sampai kritik sosial.
“Bahkan lagu kasmaran pun tetap dibalut dalam kemasan bernuansa Tabagsel,” pungkasnya. (ird/tha)