Ingat, PSBB Transisi Tak Berarti Sesuka Hati

Selasa 13 Okt 2020, 06:00 WIB
CFD yang dulu sempat sesuka hati tanpa masker.

CFD yang dulu sempat sesuka hati tanpa masker.

PERPANJANGAN masa Pembatasan Sosial  Berskala Besar (PSBB) dilakukan sejumlah daerah.

Di Jakarta, setelah PSBB ketat diterapkan selama sebulan, kini dilonggarkan untuk dua pekan mendatang.

Pada PSBB transisi ini, sejumlah aktivitas masyarakat mulai dilonggarkan seperti pergi keluar rumah, bekerja, pergi ke pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi atau kawasan kuliner seperti rumah makan, restoran dan kafe.

Begitu pun di perkantoran atau kawasan industri dan perdagangan yang sudah diperbolehkan beroperasi.

Masa transisi sejatinya penyesuaian terhadap kondisi pandemi Covid -19 yang kita ketahui belum berakhir karena masih dalam proses penanganan.

Selama masa transisi tetap harus ekstra hati- hati. Sikap dan perilaku kita tetap merujuk kepada aturan yang diterapkan pemerintah.

PSBB transisi adalah proses adaptasi dari pembatasan ketat menuju longgar, meski bukan longgar sesuka hati.

Karenanya, bukan masanya, di mana kita bisa sesuka hati dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial.

Masa transisi sekaligus untuk menguji sejauh mana kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sudahkah masyarakat memiliki daya imun yang tinggi sehingga mampu mencegah persebaran virus Corona.

Jika masa transisi terlewati tanpa tambahan pasien positif Covid -19, bahkan jumlahnya semakin berkurang, berarti fase menuju adab kebiasaan baru dapat berjalan tanpa hambatan.

Sebaliknya jika jumlah pasien bertambah, protokol kesehatan banyak dilanggar, patut dikaji lagi karena indikasi kemunduran dalam berperilaku kebiasaan baru.
Kita maknai PSBB transisi sangat menentukan masa depan, karenanya perlu melibatkan banyak pihak.

Yang mengetahui pasti kondisi riil lingkungan terkecil masyarakat adalah pengurus RT dan RW. Ada baiknya pemerintah daerah  melibatkan pengurus RT dan RW di garda terdepan penanganan Covid - 19. Utamanya untuk memonitor dan mengevaluasi kondisi terkini pada PSBB transisi.

Termasuk memantau pendatang baru di wilayahnya yang terduga dalam pengawasan atau pun pemantauan.

Dengan begitu, sekecil apa pun kendala yang dapat menghambat dapat segera diidentifikasi sejak dini.

Segala problema yang muncul dapat dicarikan solusi untuk segera diatasi sebelum akhir transisi.

Mari kita kawal PSBB transisi menuju tatanan kehidupan baru yang lebih baik. Bukan sebaliknya banyak melakukan pelanggaran yang berakibat bertambahnya kasus positif.

Jika itu terjadi, kita bisa balik lagi ke PSBB ketat yang berarti pembatasan pergerakan masyarakat kian diperketat. Begitu pula kegiatan sosial ekonomi dan perdagangan yang berdampak pada pendapatan masyarakat.

Haruskah kita selamanya demikian. (*)

Berita Terkait

Mau Saja Ditunggangi, Kayak Kuda?

Kamis 15 Okt 2020, 09:43 WIB
undefined

News Update