JAKARTA - Kandung kemih pecah mengakibatkan pilot perempuan pertama di Indonesia, Kapten Indah Yuliani akhirnya harus mengembuskan napas terakhirnya. Hal itu terjadi setelah ia menjalani perawatan lebih dari seminggu.
Janur (23), anak korban mengatakan, tak ada yang menyangka jika ibunya bisa ikut terpapar virus corona atau Covid-19. Hal itu baru diketahuinya ketika pilot perempuan pertama ini akan terbang.
"Jadi kan setiap mau terbang prosedurnya harus swab dulu, makanya tanggal 26 Agustus pagi periksa," katanya, saat ditemui di rumah duka, di Komplek Bumi Harapan Permai, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (12/9/2020).
Dari hasil pemeriksaan itu, kata Janur, esok harinya sang ibu dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isolasi. Namun pada 30 Agustus kemarin, karena demam dan sakit kepala, kapten Indah pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. "Langsung masui ruang ICU dan dipasangi ventilator," ujarnya.
Baca juga: Cipluk, Kapten Pilot Perempuan Pertama di Indonesia Meninggal
Dua hari mendapatkan perawatan di ruang ICU, sambung Janur, kondisi sang ibu sudah semakin membaik. Bahkan alat ventilator yang sebelumnya dipasang sudah dicopot dokter dan berencana akan dipindahkan dari ruang ICU. "Saat itulah ibu mengeluhkan perutnya sakit, sampai akhirnya harus diambil tindakan USG," tuturnya.
Dari hasil pemeriksaan USG, sambung Janur, diketahui ada benjolan di dalam perut di kandung kemihnya. Dan pada pagi harinya pecah dan menyebabkan pendarahan sampai malam. "Pendarahan banyak banget dari kemarin sudah mau transfusi darah cuma katanya nggak ketolong lagi," imbuhnya.
Janur menambahkan, berdasarkan keterangan dokter, kondisi ibunya kala itu sudah semakin membaik. Pasalnya, kesembuhan atas Covid-19 yang dideritanya hanya tersisa 10 persen. "Cuma Allah SWT berkehendak lain, ibu saya lebih dulu dipanggil menghadap sang Khalik," pungkasnya. (ifand/ys)