Berita Tentang Puan Masih Panas, Tertindih Kabar Reza Artamevia Ditangkap Polisi

Selasa 08 Sep 2020, 08:06 WIB
Puan Maharani, Ketua DPR RI.

Puan Maharani, Ketua DPR RI.

JAKARTA – Dua berita besar meledak berurutan di negeri ini. Pekan lalu meledak berita protes kepada Puan Maharani dari warga Sumatera Barat. Hal itu dipicu ucapan Puan soal Pancasila. Di akhir pekan, meledak lagi berita besar, diva Indonesia Reza Artamevia ditangkap, sehingga konsentrasi baru pemberitaan media beralih kepada Reza.

Berita tentang ucapan Puan Maharani sebenarnya terasa nuansa politiknya. Meski sejumlah mahasiswa membawa ke ranah hukum, yakni dengan melaporkan Puan ke polisi, namun nuansa politik sangat terasa. Salah satunya yang jelas adalah pengembalian dukungan kepada PDIP dari bakal calon Gubernur Sumatera Barat, pasangan Mulyadi – Ali Mukhni. Maka praktis, pilgub kali ini tanpa PDIP.

Semua itu bermula dari satu kalimat yang diucapkan politisi PDIP Puan Maharani membuat geger negeri ini, pasalnya kata-kata itu mendapat reaksi dari warga sesama bangsa yang berasan dari Sumatera Barat.

Ada pun pernyataan Puan yang menjadi kontrovesi itu sebagai berikut:   "Semoga Sumatera Barat menjadi Provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila". 

Itu dia ucapkan ketika memberikan rekomendasi ke Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Mulyadi-Ali Mukhni.

Di alam akademis, perdebatan juga seru, ada pro kontra juga. Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, menilai pernyataan Puan merugikan dirinya sendiri, dan makin membuat warga Minang resisten

“Komentar Puan jelas merugikan citranya sendiri, bagaimana pun ucapan ini dapat dipastikan membuat orang Minang tersinggung, makin resisten, makin tak empati terhadap cucu Praklamotor ini,” kata Pangi Syarwi, dalam keterangan pernya kepada, Jumat (4/9/2020) malam.

Menurut dia, sekalipun Puan adalah cucu dari tokoh Proklamator Soekarno, tak ada jaminan dia khatam sejarah Pancasila dan kontribusi pendiri bangsa termasuk orang Minang untuk Indonesia.

“Hampir separo dari saham pendirian Negara Republik Indonesia ini,  kita berani mengatakan adalah kontribusi nyata orang Minang, itu harus ditegaskan kembali dan Puan harus paham soal ini,” ujar Pangi yang juga Analis Politik Sekaligus Direktur Esksekutif Voxpol Center Research and Consulting.

“Jadi apa untungnya Puan mengeluarkan pernyataan tendensius semacam ini, sekali lagi apa untungnya bagi beliau?” ungkapnya.

Sementara, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing cukup prihatin dengan adanya penggiringan wacana negatif di ruang publik terkait pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani baru-baru ini.

Emrus mengatakan, orang yang tidak setuju lebih cenderung pendapatnya bernuansa politis praktis dan penggiringan opini negatif daripada substansi makna mendalam dari pernyataan Puan tentang 'semoga Sumbar jadi pendukung negara Pancasila'.

"Jika kita simak dengan teori akal sehat saja, ungkapan Puan sedikitpun tidak menyebut apalagi menyinggung (perasaan) suku atau etnis tertentu yang ada di Sumbar. Diksi yang ada pada kalimat tersebut yaitu "Sumbar" sebagai nama propinsi yaitu Sumatera Barat. Bukan suku atau etnis tertentu," katanya, Minggu (6/9/2020).

Lagi pula, lanjut Emrus, sebagai negara kesatuan Indonesia harus memaknai bahwa setiap provinsi milik kita bersama, bukan seolah milik satu etnis atau suku tertentu, sekalipun etnis tersebut lebih dulu datang dan tinggal di propinsi tersebut dan boleh jadi lebih banyak jumlahnya.

Tertutup  Penangkapan Reza Artamevia

Serunya pemberitaan tentang ucapan Puan Maharani itu seakan segera terhapus atau tertindih, atau juga tertutup,  dengan berita besar lain, yakni ditangkapnya penyanyi senior Reza Artamevia, Sabtu (5/9/2020).

Berita ini meledak besar, karena kapasitas Reza memang juga besar, meski pada 2016 dia juga sudah pernah ditangkap oleh polisi terkait narkoba.

Pertama karena Reza adalah diva Indonesia, dan karya-karyanya pernah meledak beberapa tahun yang lalu. Sampai sekarang, auranya masih terasa.

Kedua, dia sempat berurusan dengan tokoh-tokoh yang mumpuni. Dia adalah mantan istri Adjie Massaid, aktor yang juga anggota DPR yang meninggal beberapa tahun lalu.

Reza Artamevia,  saat menghilang lima hari, disebut-sebut karena punya hubungan orang top di dunia perbankan. Lantas, tahu-tahu, kata Elma Theana, saat itu Reza Artamecvia berada di Padepokan Gatot Bradjamusti. Kasusnya menjadi berita besar saat itu

Selang beberapa waktu, Reza ditangkap Bersama Gatot Bradjamusti di NTB saat berlangsung Kongres PARFI. Reza Artamevia saat ditangkap mengaku menggunakan aspat, menurut polisi semacam narkoba juga.

Maka, kini ketika Reza ditangkap, beritanya juga menjadi besar. Terlebih, penangkapan dilakukan akhir pekan, hari Sabtu dan menghadapi Minggu, yang relatif tak ada berita besar.

Terakhir, kalau kembali ke bagian awal, maka urutan berita besar dalam pekan lalu, yakni soal ucapan Puan Maharani yang mendapat protes keras warga Sumatera Barat, kini beritanya tertindih sementara oleh berita penangkapan Reza Artamevia terkait narkoba. (win)

News Update