Menurut dia, melalui kerjasama ini petani tak hanya sekadar menjadi penggarap lahan, namun juga bisa mendapatkan hasil maksimal dari jenis komoditi yang dihasilkan. Hal ini melihat seluruh tahapan proses produksi hingga panen difasilitasi dengan berbagai kemudahan, seperti untuk akses permodalan, pupuk dan pestisida, jaminan asuransi untuk antisipasi gagal panen, hingga offtaker sebagai pembeli hasil panen dengan harga lebih tinggi.
“Kami sangat optimis dan menyambut terbuka kerja sama ini, karena memiliki potensi yang sangat baik untuk produktivitas pertanian masyarakat,” kata Hanawijaya.
Baca juga: Ini Profil Rahmad Pribadi, Dirut Pupuk Kaltim Suksesor Bakir Pasaman
Khusus untuk akses permodalan yang akan dikucurkan Bank Jateng melalui KUR, dinilai sebagai langkah konkret dalam meningkatkan kualitas sumberdaya petani tradisional, sehingga mampu belajar berorganisasi sekaligus menerapkan teknologi pertanian dengan baik, agar mampu mendorong produktivitas lahan maupun hasil pertanian dari pendampingan maupun kemudahan akses yang didapatkan.
“Jadi petani tak hanya menjadi objek saja, tapi juga sebagai subjek dari modernisasi proses pertanian, sehingga mampu menikmati hasil yang lebih optimal,” pungkas Hanawijaya. (ril/ys)