JAKARTA - Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Hanafi mengatakan program Tol Laut tidak ada hubungannya dengan disparitas harga.
"Kalau tol laut dikaitkan dengan disparitas harga, menurut saya malah tidak ada hubungannya," kata Yukki saat dihubungi Poskota, Sabtu (05/09/2020).
Menurutnya, prinsip dan niat dari Tol Laut itu menghubungkan pulau-pulau terpencil dan dapat menumbuhkembangkan ekonomi baru di wilayah-wilayah tersebut.
Berbicara mengenai disparitas harga, Yukki mengatakan hal yang harus dilakukan adalah subsidi barang atau komoditi seperti bahan bakar minyak (BBM) satu harga di Papua.
Baca Juga : Program Tol Laut Dianggap Dipaksakan Demi Menekan Disparitas Harga
Berdasarkan survei dari DPP ALFI, menilai subsidi yang selama ini terjadi adalah subsidi moda lautnya dan tidak ada hubungannya dengan disparitas harga.
"Berdasarkan survei, suatu kegiatan ekspor dan impor itu dari sisi freight (moda laut) pelabuhan, asuransi, dan bunga bank (cost of money) itu sekitar 23,7 persen. Sedangkan untuk domestik sekitar 29.3 persen, ini untuk Pelabuhan Tanjung Priok. Artinya biaya yang dikeluarkan berada di daerah asal barang maupun tujuan barang, "jelas Yukki.
Yukki menambahkan, untuk melihat disparitas harga itu harus dilihat dari mata rantai pasoknya, bukan menyoal moda lautnya. (Mita/tha)