JAKARTA - Rupiah masih dalam situasi ketidakpastian karena terus melemah lawan dolar AS. Hingga harini, Kamis (13/8/2020), rupiah berada pada level Rp14.877 per dolar AS.
Direktur Centre for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengaku sedih rupiah terus melemah terhadap dolar AS, karena pelemahan rupiah ini menunjukkan perekonomian Indonesia yang tidak bagus, setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,5 persen.
Ia menambahkan ketidakpastian itu muncul karena pandemi yang belum selesai, padahal China sendiri sebagai negara yang paling pertama terserang pandemi Covid-19 sudah selesai.
Ia menambahkan pemerintah harus terus mendorong stimulus bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, sehingga bisa mendongkrak konsumsi masyarakat.
Namun apa yang terjadi, menurut Uchok, masyarakat Indonesia yang menengah ke atas sekarang ini lebih memilih menyimpan uangnya karena ada anggapan faktor ketidakpastian.
Ia mencontohkan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberikan pemerintah belakangan ini diproyeksikan agar mendorong daya beli masyarakat, sehingga bisa mendongkrak perekonomian Indonesia yang berasal dari konsumsi masyarakat.
"Namun, saya menilai pengaruh gaji ke-13 tersebut tidak signifikan dalam mendorong konsumsi masyarakat, karena itu mereka lebih menyimpan uang tersebut dari pada membelanjakannya. Kenapa?, karena khawatir akan ketidakpastian dengan kondisi sekarang ini," kata Uchok.
Baca juga: Gaji ke-13 ASN DKI Cair Sebelum 17 Agustus, Full Tanpa Potongan
Sebab itu, lanjut Uchok, rupiah sulit untuk menguat terhadap dolar AS, karena adanya faktor ketidakpastian di dalam negeri, karena pandemi yang belum selesai. (johara/ys)