Soal Penghargaan dari Jokowi, Fadli Zon dan Fahri Hamzah Diingatkan pada Falsafah Pangkon

Rabu 12 Agu 2020, 13:00 WIB

"Termasuk Pak Fadli Zon dan Pak Fahri Hamzah, beliau sedikit-sedikit kan juga mengerti budaya Jawa, perlu selalu ingat falsafah pangkon itu," ujarnya.

Ki Jogo mewanti-wanti, kalau nanti jadi mendapat bintang Mahaputra dari Presiden Jokowi, dia berharap tak melupakan falsafah pangkon tersebut.  

"Kalau punya pendapat yang diyakini benar, Pak Fadli dan Pak Fahri Hamzah harus tetap lantang, kritis. Tinggal cara penyampaiannya saja kok, dengan bintang itu mungkin bicaranya bisa lebih diperhalus tanpa menghilangkan kekritisan," ungkap Ki Jogo.

Politik ala Jawa

Menurut dia, menjadi kritis bukan berarti pengkhianat bangsa. Itu sudah dilakukan PDIP, 10 tahun kritis kepada pemerintahan SBY, akhirnya dihargai rakyat. "Buktinya, politisi PDIP dipilih jadi Presiden," ujarnya.

Saat didesak soal keluarnya penghargaan dari Istana itu, apakah karena hal itu merupakan taktik politik ala Jawa untuk merangkul kaum kritis, karena di lingkaran Istana penuh orang Jawa, Ki Jogo tak menampiknya.

"Ya, ada sisi benarnya. Ya di sana ada Pak Sukardi Rinakit, Pak Muldoko, Pak Pramono Anung, Pak Prof Pratikno, beliau-beliau orang canggih-canggih, lentur cara berpolitiknya," katanya.

Mantan Pimpinan DPR

Tapi Ki Jogo juga merujuk penjelasan keduanya, yakni memang para pimpinan DPR terdahulu juga mendapat hal yang sama. Ia juga merujuk penjelasan Menko Polhukam Mahfud MD di akun Twitternya.

"Pak Mahfud kan juga bilang gitu, mantan pejabat, mantan ketua/ wakil ketua lembaga negara, mantan menteri dan yang setingkat mendapat bintang jasa seperti itu jika selesai tugas dalam satu periode jabatan.

Baca jugaFahri dan Fadli akan Dapat Bintang Tanda Kehormatan, Pengamat: Sudah Tepat

"Itu kalau bicara aturannya. Tapi penerapannya dalam politik, masyarakat bisa menilai. Jadi, jangan lupa falsafah aksara Jawa, aksara yang dipangku itu mati," ujar Ki Jogo. (win/ys)

News Update