MENYESAL sungguh Kadriyo (40), membiarkan istrinya kerja di BUMDes. Maunya untuk tambah penghasilan, eh malah dibikin “ludes” oleh Pak Kades. Akhirnya dia lapor Pemda dan Kades Santono (50), dipaksa mundur oleh warganya. Untung saja Pak Kades terima salah, itu semua gara-gara WA-nya terbongkar.
Setelah ada WA lewat telpon canggih, pekerjaan menjadi lebih mudah. Tapi sisi negatifnya, orang selingkuh lewat WA juga meruyak, bahkan ada yang menyalah-gunakan untuk videocal mesum. Sekarang gara-gara ada WA, banyak skandal seks laki perempuan bukan pasangannya terkuak. Jika salah satunya pejabat, apapun tingkatnya bisa terancam copot.
Salah satunya adalah Kades Santono, warga Kecamatan Bagelen, Purworejo (Jateng). Setelah ada bantuan pemerintah yang namanya Dana Desa, desanya lebih bisa diberdayakan. Bukan saja pembuatan infrastruktur desa, tapi juga untuk membangkitkan ekonomi pedesaan. Lewat bantuan rutin setahun Rp 750 juta, desanya mampu membentuk BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).
Untuk menjalankan roda usaha tersebut, Pak Kades merekrut sejumlah warganya, di antaranya Ny. Sri Lestari, 36. Kadriyo mengizinkan saja. Di samping untuk mengisi kesibukan juga bisa menambah penghasilan. Apa lagi kerjanya juga nggak disiplin mati seperti kerja kantoran, masuk pukul 07.30 pulang pukul 15.00. Nggak seperti itu, sehingga urusan rumah juga tetap bisa terlayani.
Kades Santono sebagai pejabat pengguna anggaran, tentu saja rajin kontrol usaha tersebut. Di sinilah dia menjadi sering kontak dan ketemu dengan Sri Lestari. Kebetulan perempuan ini lumayan cantik, sehingga sebagai lelaki normal Pak Kades suka senutsenut jika menatap wajah dan bodi anak buahnya tersebut. “Sayang sudah punya suami,” kata Kades Santono masih pakai hati nurani.
Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba setan menyelinap masuk. Dia menafikan hati nurani Santono. Kata setan, dalam soal asmara cinta jangan pakai hati nurani, yang penting dua hati siap menyatu untuk masuk kelambu. Itu saja. Jadi kalau Pak Kades memang ada minat pada Sri Lestari, ya maju saja. Nggak perlu izin DPC maupun DPD. “Soal suaminya, biar gue nanti yang bereskan,” kata setan.
Gara-gara disemangati dan diendors setan, Kades Santono jadi berani untuk menggoda Sri Lestari. Ternyata benar kata setan, kalau ada mau banyak jalan menuju Roma. Apa lagi ini hanya jalan ke Bagelen, makin simpel lah. Dari utara bisa lewat Pendowo, dari selatan bisa lewat Krendetan. Malah sekalian bisa bawa oleh-oleh growol Sangon.
Ternyata Sri Lestari memang memberi angin, maka ya langsung saja. “Masuk pak Eko!” kata setan memberi semangat. Dan sejak itu, acara cari barang untuk BUMDes, Sri Lestari bisa ditemani Pak Kades. Habis belanja barang, kemudian nylingker masuk hotel untuk melampiaskan dahaga asmara. Namanya barang baru meski stok lama, pergulatan itu juga cukup seru. Setan pun lalu kirim WA kepada Pak Kades hanya dengan emotikon gambar acungan jempol dan tertawa.
Jaman milenial begini, WA memang menjadi penyambung kisah kasih antara Pak Kades dengan pegawai BUMDes tersebut. Sampai sekali waktu, chatingan termasuk yang mesum-mesum dan seronok terbaca oleh istri Pak Kades. Tentu saja Bu Kades marah. Marahnya bukan saja pada suami, tapi Ny. Sri Lestari ikut dilabrak pula, akhirnya menjadi rahasia umum, alias semua warganya jadi tahu.
Pak Kades jadi pusing, bagaimana menyelamatkan muka. Mau kabur ke luar negeri dengan alasan umroh, musim Corona sedang berkecamuk. Akhirnya dia benar-benar mengikuti petunjuk SMS BNPB yang berbunyi: Di Rumah Saja! Sejak itu dia jadi jarang ngantor, ngendon saja di rumah tak peduli dunia luar. Tak peduli desakan mundur dari rakyat semakin menguat.
Tapi lama-lama ngendon di rumah juga tidak nyaman. Di depan rakyatnya di Balai Desa Kades Santono siap memenuhi tuntutan warganya. Tapi kan harus melalui proses dari kecamatan dan Kabupaten. “Jika semua setuju, saya siap meletakkan jabatan,” kata Pak Kades.
Gara-gara wanita dipaksa turun tahta. (KE/Gunarso TS)