Diduga Depresi Yodi Prabowo Harakiri, Sang Ayah Tak Percaya

Minggu 26 Jul 2020, 06:58 WIB
Kabid Humas Kombes Yusri Yunus bersama Dir Reskrimum Kombes Tubagus Ade Hidayat

Kabid Humas Kombes Yusri Yunus bersama Dir Reskrimum Kombes Tubagus Ade Hidayat

Kemudian dari analisa pemeriksaan 34 saksi, korban memiliki kekasih yang sudah 7 tahun pacaran dengan Suci, di sisi lain korban juga punya temen dekat Lusi. Terjadi konfilik berkaitan latar belakang yang berbeda, tapi bisa diselesaikan.

"Jadi pemicu tingkat depresi ini masih didalami. Korban pernah menyatakan berulang-ulang kepada Suci setelah konflik yang sedemikian kuat, “kalau saya tidak ada bagaimana ? Pengertian menurut tafisaran kami kalau saya meninggal. Ini disampaikan berulang-ulang. Diantara mereka (korban) ada rencana menikah tahun depan,” tukasnya.

 

Bukti pendukung lain adalah pisau dapur yang digunakan melukai dibeli dari ace hardware. Pisau tersebut punya merek khusus, yang hanya di jual di toko itu. Kemudian hasil transaksi ternyata ada terjual kemudian cctv di cek didapatkan fakta yang membeli pisau tersebut korban sendiri.

“Jadi pisaunya di beli sendiri tertangkap di cctv pakaian sama yang ada saat jenazah ditemukan. Buktinya cctv, bon, dan semuanya sampai ke tempat parkir. Waktu dia masuk dan keluar hanya 8 menit. Menuju ke tempat pisau, agak lama 2 menit, bergerak menuju kasir, bayar, parkir, tinggalkan tempat. Hanya satu yang dia cari, yaitu pisau. Dengan asumsi masuk 8 menit, selesai milih, datang ke kasir, parkir dan menuju ke kantor, pada pukul 14.21 WIB," tukasnya.

 LUKA PERCOBAAN

Sementara itu, Pama Kimia Biologi Forensik Puslafor Polri, AKP Irfan Rofik, menjelaskan bahwa setiap orang yang bundir dengan senjata tajam akan selalu ada luka percobaan berulang-ulang. Dari luka tersebut bagaimana kaitan dengan hasil dokter forensik, ditemukan fakta ada 4 luka tusuk, 3 luka dangkal hanya 1-2 cm melukai dengan percobaan.

“Gambarannya bermacam-macam, ada yang kedalaman luka hanya sampai jaringan otot, lebih dalam lagi sampai menembus memotong bagian bawah paru-paru. Di leher kami temukan kekerasan yang memotong tenggrorokan tapi tidak memotong pembuluh darah,” kata Irfan.

Polisi juga memastikan bahwa tidak ada saksi yang melihat korban bunuh diri. “Kalo ada pasti dicegah. umumnya orang nayari tempat sepi. Oleh karena itu maka dirangkailah dengan scientific identification, labfor, sampai ke data lainnya bunuh diri di tempat terpencil,” katanya.

Selain itu, keterangan ahli juga menyebutkan seseorang memilih tempat terpencil agar tidak ingin dianggap bundir. Bisa jadi, dia tidak ingin orang lain mengetahui kalau dia meninggal karena bundir. Lalu kenapa? Berdasarkan keterangan saksi lokasi itu yang biasa dia lalui dan dia mengetahui betul. 

Dari analisa CDR, posisi korban pada saat jam tersebut sesuai cctv berada di lokasi Rempoa, Tangsel.Rute dari kantor menuju rumah. Sehingga tanggal 7 Juli tercover disana semua. Kemudian dari analisa handphone korban tidak ada yang mencurigakan, tidak ada ancaman dari luar ataupun lainnya. Begitu juga transaksi keuangan tidak ada yang menonjol hanya yang korban berobat ke RSCM . 

Kondisi di TKP juga masih rapih tidak ada menunjukan tanda-tanda perkelahian, termasuk saksi tidak mendengar adanya keributan. Kemudian barang bukti motor, helem, handphone, dan pisau tidak ditemukan sidik jari orang lain. Untuk menyakinkan, polisi melakukan swap kepada korban dan hasil tidak ada yang identik dengan apa yang tertinggal di TKP, semua milik korban. Tidak melihat adanya kehadiran orang lain berdasarkan hasil labfor.

Berita Terkait

News Update