JAKARTA - Hari ini, Tahun Ajaran Baru 2020/2021 dimulai. Namun, kegiatan belajar mengajar masih harus secara daring, belum tatap muka. Sekolah secara online, membuat orang tua murid harus merogoh kocek lebih dalam.
Semua kegiatan, termasuk juga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru. Mau tidak mau harus mempersiapkan peralatannya, seperti laptop, pulsa atau paket internet sehingga menambah jumlah pengeluaran.
Tidak semua orang tua murid mampu menanggung biaya sekolah virtual. Salah satunya Ny. Nia, yang anaknya duduk di kelas V SD. Dia mengaku terpaksa membelikan putranya handphone seharga Rp2 juta untuk mendukung belajar jarak jauh.
Nia menyebut, ia cukup terbebani karena pengeluarannya bertambah lantaran harus membeli ponsel untuk sang anak, belum lagi biaya internet untuk mendukung proses belajar.
“Ya berat banget ya. Kemarin saja saya habis beli satu smartphone, bukan yang mahal banget sih, harganya Rp2 juta. Itu untuk anak saya,” ujar Nia ditemui di Pasar Pagi, Tambora, Jakbar.
Baca juga: Sistem Belajar Jarak Jauh, Anak SD Dibelikan Ponsel Rp 2 Juta Lebih
Dirinya membelikan ponsel karena khawatir ponsel miliknya dan sang suami sedang digunakan untuk kerja saat putranya harus mengerjakan tugas.
Biaya internet juga membuat pengeluaran makin berat. Biasanya, ia hanya perlu mengeluarkan uang untuk biaya internet Rp100 ribu per bulan. Tetapi kini Ia harus membayar Rp300 ribu.
“Tadinya tiap bulan saya bayar wifi di rumah Rp100 ribu tapi takut wifi gangguan atau gimana, saya beli paket internet untuk anak saya Rp200 ribu per bulan. Jadi ya pengeluaran bertambah,” ucap Nia.
DOBEL PENGELUARAN
Lain lagi dengan Ny, Latifah (43), warga Condet, Jakarta Timur. Demi kelancaran belajar putrinya, dia harus membelikan laptop baru untuk mendukung belajar jarak jauh. “Ya, mau nggak mau harus membeli laptop, biar anak belajarnya lancar,” ujarnya, Minggu (12/7/2020).
Latifah mengatakan putrinya baru masuk SMP. Tidak hanya laptop, tapi juga menyediakan wifi dan membayar paket internet. Termasuk menyiapkan handphone buat putranya yang lain yang naik di kelas 2 SMP.
“Semua udah kami siapkan. Sudah beli laptop, handphone juga masing-masing supaya enggak rebutan kan. Karena takutnya nanti gimana-gimana,” kata Latifah. “Kami juga masang wifi di rumah dan beliin anak-anak paket internet. Soalnya takutnya wifi di rumah ada kendala, nanti tugas mereka jadi terhambat. Jadi untuk antisipasi kita beliin mereka paket internet juga,” sambungnya.
Meskipun harus mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan biasanya, Latifah mengaku tak masalah yang terpenting anak mau mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
“Kami sebagai orang tua yang penting anak mau sekolah juga sudah senang. Meskipun mungkin harus dobel pengeluaran, yang penting mereka sekolah dengan benar,” pungkasnya.
BELAJAR JARAK JAUH
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana, menyampaikan, Tahun Pelajaran 2020/2021 di DKI dengan kondisi yang masih pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tetap diterapkan.
“Selama kondisi pandemi, pembelajaran dilakukan melalui Pembelajaran Jarak Jauh dan Blended Learning. Kebijakan mengenai pembelajaran masa transisi menyesuaikan SKB 4 Menteri dan keputusan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,” ujar Nahdiana.
Baca juga: Besok Tahun Ajaran Baru, Sekolah di DKI Masih Terapkan Belajar Jarak Jauh
Masa pengenalan siswa baru di tahun ajaran 2020/2021 tetap berlangsung pada Senin (13/7/2020), di tengah pandemi Covid-19 ini. Beberapa sekolah pun mulai menyiapkan segala hal agar pelaksanaan yang berlangsung secara daring berjalan lancar.
PERSIAPAN GURU
Di SMPN 257 Ciracas, Jakarta Timur, kepala sekolah, dan guru telah menyiapkan segala keperluan. Mulai dari pembentukan wali kelas, hingga tim yang disiapkan untuk melaporkan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Kepala SMPN 257 Ciracas, Muhammad Samin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pelaksanaan tahun ajaran baru dengan tetap menggelar pelajaran jarak jauh (PJJ). “Sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari,” katanya.
Dikatakan Samin, pada MPLS sudah menyiapkan proses perwalian yang dimulai pukul 07.00-09.00. Nantinya, di tahap awal itu akan membahas perkenalan, dan absensi, para siswa. Nantinya juga akan dibahas peraturan atau tata tertib PJJ. “Semuanya akan disampaikan oleh guru yang menjadi wali kelas mereka, sekaligus membahas jadwal PJJ,” ujarnya.
Ditambahkan Samin, meski melalui daring juga ada pemilihan pengurus kelas dengan mengangkat ketua, wakil, sekertaris hingga bendahara. “Semua itu dilakukan agar nantinya ketika proses belajar sudah berjalan dengan normal tak ada lagi kendala. Kami juga berharap ketua kelas terpilih adalah siswa yang aktif dalam proses belajar daring,” ungkapnya.
Baca juga: Meski Belajar Jarak Jauh, Ternyata Toko Peralatan Sekolah Tetap Diserbu Pembeli
Ditambahkan Samin, guru yang juga wali kelas akan meminta para siswa mengerjakan tugas. Murid akan diminta membuat video singkat atau salam perkenalan dengan durasi 30 detik. “Nanti di video yang memakai seragam sekolah, murid menyampaikan nama panjang dan panggilan siswa, hobi, cita-cita, hingga alamat rumah,” tuturnya. (firda/ifand/yono/ta/ird)