JAKARTA - Pandemi Covid-19, membuat para pendonor semakin sepi. Akibatnya, Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta kekurangan stok darah yang saat ini semakin menipis.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PMI DKI Jakarta, Muhammad Muas mengatakan, jumlah pendonor yang datang jauh dari mencukupi kebutuhan. Akibatnya, pasokan darah yang dimiliki terus berkurang dan semakin memprihatinkan.
"Stok darah kita masih tetap berada dalam ketidakberhasilan, masih dalam pendapatan yang harusnya setiap hari 1.000 kantong, kita hanya dapat 500," katanya, Kamis (11/6).
Menurut Muas, berkurangnya stok darah itu terjadi karena sejumlah komunitas relawan yang sebelumnya rutin mendonor, kini tak terlihat. Hal itu disebabkan pandemi Covid 19 yang sejak beberapa bulan belakangan ini masih mengkhawatirkan.
"Sangat sulit untuk mendapatkan pendonor, kami sendiri masih terus melakukan berbagai upaya," ujarnya.
Saat ini, kata Muas, untuk memenuhi permintaan stok darah yang setiap hari datang dari Rumah sakit, pihaknya lebih banyak terbantu anggota keluarga pasien. Dengan bantuan merekalah pasokan darah itu bisa sedikit membantu.
"Makanya kami juga imbau ke warga lain untuk donor terus. Jemput bola juga kita lakukan, seperti di Jaksel dan selanjutnya Jaktim, karena dari pergerakan itu akan menolong," tururnya.
Sebelumnya, sambung Muas upaya jemput bola ke permukiman juga dilakukan pihaknya agar mendapatkan stok darah. Namun hasilnya tak sepenuhnya berhasil karena hanya menjaring segelintir pendonor.
"Kita jemput ke pemukiman paling hanya dapat 20 kantong, padahal tranportasi cukup berat, kantong darah cukup mahal, makanya sekarang tidak fokus ke pemukiman," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Muas, PMI DKI Jakarta kini lebih banyak mengandalkan kerja sama dengan institusi pemerintah guna menjaring pendonor darah.
Beberapa kali mereka mengajak personel TNI-Polri, hingga aparatur sipil negara (ASN) yang bersedia mendonorkan darah. "Kemarin kita ambil darah di kantor walikota Jakpus, Alhamdulillah dapat 280 kantong darah," pungkasnya. (Ifand/win)