JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta diminta tidak terburu-buru membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jangan sampai kebijakan tersebut justru menambah penyebaran Covid-19 karena yang terkena anak-anak sekolah.
Harapan tersebut diungkapkan oleh sejumlah orang tua siswa. Mereka khawatir dibukanya sekolah membuat putra-putrinya terpapar Covid-19. Data di Disdik DKI tercatat, jumlah siswa TK di Jakarta ada 2.983 orang. Sedangkan siswa SD tercatat 823.078 atau hampir satu juta orang. Mereka inilah yang rawan terpapar virus corona.
"Kalau Covid-19 ini belum dapat ditangani, baiknya pemerintah jangan dulu membuka sekolah. Risikonya sangat tinggi bagi anak terpapar virus" ucap Robian (43), salah satu orang tua murid, Rabu (3/6/2020).
Meski nantinya akan menerapkan social distancing (jaga jarak) dan protokol kesehatan, namun tidak ada jaminan murid-murid tidak terpapar Covid-19. "Mungkin untuk siswa SMP atau SMA masih bisa kalau diminta jaga jarak. Tapi kalau untuk anak TK atau SD, mereka mana bisa yang namanya jaga jarak," ucap Robian.
TIDAK SEKOLAH
Hal sama diungkapkan, Ny.Wiwin, orang tua siswa. Dia memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya yang masih TK dari pada harus mengambil resiko terpapar virus asal Wuhan, China tersebut.
"Memang kasihan lihat anak libur sekolah terlalu lama karena adanya pademi Covid-19. Tapi kalau ternyata virusnya masih banyak mending biarin di rumah saja dulu saja. Ngeri," ungkapnya.
Sama halnya dengan Rina (36), yang memilih tidak melanjutkan sekolah anaknya yang kini PAUD. "Namanya bocah mana bisa tidak kumpul-kumpul atau peluk-pelukan sama teman. Pakai masker juga cuma sebentar betahnya. Makanya kalau sekolah dibuka, saya lebih memilih tidak menyekolahkan anak sementara ini,” tukas warga Jakarta Barat ini. Dia meminta pemprov jangan gegabah membuka sekolah.
Sedangkan Ratna (45), orang tua siswa lainnya, berharap pemerintah tidak buru-buru membuka sekolah. "Apalagi kalau berangkat ke sekolah ketemu siapa saja, kita nggak tahu kalau ada temannya yang sakit, atau di jalanan ketemu orang yang juga sakit," tutur Ratna.
Terlebih, kata Ratna, kondisi DKI Jakarta penderita Covid 19 masih cukup tinggi. "Mudah-mudahan pemerintah juga memikirkan nasib warga dan anak-anak yang menjadi penerus bangsa," ujarnya.
Hal berbeda dikatakan Novita (39), orang tua siswa. Dia justru berharap new normal segera diberlakukan dengan membuka kegiatan sekolah. Karena sudah hampir tiga bulan anaknya belajar di rumah.
"Karena selama ini pelajaran yang diberikan seperti biasa-biasa saja, takut nggak masuk ilmunya," kata Novita.
SEKOLAH DISTERILKAN
Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta mulai menyemprot disinfektan ke sekolah-sekolah. Ditargetkan 2.000 sekolah di seluruh wilayah ibukota akan disterilkan sebelum digunakan kembali.
Ketua PMI DKI Jakarta, Muhammad Muas mengatakan, pihaknya akan menyasar seluruh sekolah di seluruh wilayah ibukota. Tahap awal, areal di SMAN 8 Jakarta. "Di wilayah ini nantinya akan ada 500 sekolah yang disemprot, sisanya akan berlanjut untuk seluruh wilayah," kata dia, Rabu (3/6/2020).
Muas menjelaskan, sekolah merupakan pusat keilmuan dan sentral di mana para siswa dari berbagai wilayah akan bertemu. "Sebelum dilakukan pertemuan itulah tugas kami untuk mensterilkan area, agar nantinya mereka nyaman," katanya.
PMI ingin memberi keyakinan kepada para orangtua siswa bahwa sekolah sudah aman dari bahaya Covid 19. Sehingga menjelang new normal, orang tua tak perlu khawatir ketika anaknya berangkat mencari ilmu.
DI TANGERANG
PMI Kota Tangerang juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan di SDN 01 Kota Tangerang, Banten, Rabu (3/6/2020). Kepala SD Negeri 01 Kota Tangerang, Sudarmi M.pd menyambut baik kegiatan tersebut.
“Kami merasa terbantu, karena sebelumnya pihak sekolah juga pernah melakukan penyemprotan secara mandiri dan dengan biaya sendiri," ujarnya kepada Poskota.co.id.
Sudarmi mengatakan saat dimulainya kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah, ia akan menekankan protokol kesehatan kepada para siswa, dan akan menerapkan physical distancing
antara siswa.
"Nanti saat kegiatan belajar mengajar sudah mulai dilakukan kembali di sekolah, para siswa kita wajibkan memakai masker, dan kita juga sudah siapkan wastafel buat cuci tangan. Di dalam kelas juga akan kita bagi, misalkan sekelas ada 23 orang akan kita kurangin tinggal 15 orang, dan nanti gantian jam belajarnya," ujar dia.
Sedangkan Ketua PMI Kota Tangerang, Kuswara mengatakan, program PMI Kota Tangerang adalah melakukan penyemprotan-penyemprotan di tempat ibadah seperti masjid, gereja, vihara dan pura serta fasilitas pendidikan lainnya.
"Penyemprotan dilakukan bukan hanya untuk mencegah penyebaran virus corona, tapi juga virus dan bakteri lain sehingga dapat memberikan ketenangan kepada masyarakat dalam masa kenormalan baru," kata Kuswara.
MAL TUNGGU KEPUTUSAN
Sementara itu, mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta juga tengah membahas kesiapan kalau nantinya PSBB berakhir dan diterapkan new normal.
Public Relations Mall Kota Kasablanka, Monica mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari Pemprov DKI Jakarta. “Saat ini kami bersama pengelola tengah membahas kesiapan. Langkah-langkah protokol kesehatan di mal dan restoran. Sehingga saat sudah diputuskan pemerintah kami sudah siap,” tandasnya. (deny/ifand/adji/toga/ta/ird)