ADVERTISEMENT
Selasa, 2 Juni 2020 19:25 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Teroris yang ditembak mati saat melakukan penyerangan terhadap anggota Polsek Daha Selatan, Polres Hulu Sungai Selatan (HSS), Polda Kalsel, ternyata belajar otodidak dari internet hingga terpapar paham terorisme.
Tersangka AR, 19, terpengaruh dari pahamannya yang ditemukannya di internet. Kemudian membuat aksi dari pemikiran dan prediksinya sendiri.
"Ia (tersangka) adalah lonewolf (bergerak sendiri) ya, ia bisa mempelajari dari internet. Ia membaca sendiri. Ia membayangkan sendiri, dan memprediksi sendiri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono, Selasa (2/6/2020).
Akibat penyerangan tersebut, seorang anggota kepolisian bernama Brigadir Leonardo Latupapua tewas dengan luka bacok samurai. Sementara rekannya Brigadir Djoman Sahat Manik Raja luka bacok dan mendapat perawatan di rumah sakit.
Terduga teroris tersebut kemudian tewas ditembak setelah melakukan perlawanan terhadap petugas di Mapolsek Daha Selatan.
Oleh Kapolri, almarhum Brigadir Leonardo diberikan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) setingkat lebih tinggi.
"Kemudian juga anggota yang melakukan tindak tegas (terhadap tersangka) akan diberikan KPLB oleh kapolri. Kini sedang diproses di SDM Polri," ucap Argo.
Seperti diberitakan, sebelum menyerang dan masuk ke Polsek Daha Selatan, tersangka terlebih dahulu membakar mobil patroli polsek yang parkir dihalaman mapolsek, pada Senin (1/6/2020) sekitar pukul: 02.15 WITA.
Saat itu tiga anggota sedang berjaga di SPKT melaksanakan piket jaga malam. Anggota tersebut adalah Brigadir Leonardo Latupapua (Ka SPKT III), Brigadir Djoman Sahat Manik Raja dan Bripda M. Azmi.
"Sekitar pukul 02.15 wita Bripda Azmi mendengar keributan di ruang SPKT yg pada saat itu posisi ybs berada di ruangan unit reskrim," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Senin (1/6/2020).
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT