Oleh Harmoko
ADA pitutur luhur mengajarkan agar kita tidak pelit memberi maaf. Bahkan, akan lebih baik jika terlebih dahulu memberi "maaf" sebelum orang lain meminta maaf. Begitu pun kita segera meminta maaf sebelum orang lain menyuruhnya untuk meminta maaf.
Mengapa? Dalam kehidupan bermasyarakat, saling memaafkan adalah awal dari adanya sifat kekeluargaan sebagaimana cerminan butir - butir falsafah bangsa kita. Ajakan untuk membangun kerekatan sosial.
Bukan sebaliknya mencari - cari kesalahan orang yang dapat memicu perselisihan. Lebih - lebih di era kehidupan sekarang ini, dalam suasana Lebaran di tengah pandemi Covid-19.
Saling memaafkan adalah ajaran kebajikan, sementara saling menyalahkan dan mencoba mencari - cari kesalahan hanya akan menggali lubang dendam dan permusuhan.
Sejatinya segala persoalan bisa diawali penyelesaiannya dengan kata maaf dan saling memaafkan. Mulai dari lingkup terkecil di lingkungan keluarga, RT /RW, kelurahan, kantor pemda hingga istana.
Hanya saja, kata maaf bukan sebatas ucapan lisan atau tulisan, tetapi hendaknya mencerminkan sikap dan perilaku rendah hati dan kebesaran jiwa. Di dalamnya terdapat ketulusan dan keikhlasan.
Mahatma Gandhi mengatakan: Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi maaf yang tulus. Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh.
Dalam filosofi Jawa dikenal istilah "Jembar segarane". Artinya jadilah manusia yang berjiwa besar dan bisa memaafkan kesalahan setiap orang. Dengan memaafkan kesalahan orang lain berarti kita telah memaafkan diri sendiri.
Kita sadar, setiap manusia tak lepas dari kekeliruan dan kesalahan. Pepatah mengatakan "Tak ada gading yang tak retak". Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
Semua pasti ada ‘cacat’ dan kekurangannya. Meminta maaf dalam setiap kesempatan adalah bentuk kesadaran atas kekurangan tersebut.
Yang perlu diaplikasikan kemudian adalah di balik kata maaf sesungguhnya terdapat janji untuk tidak mengulangi kesalahan, apalagi kesalahan yang sama.
Berbuat kesalahan adalah kekurangan manusia, namun belajar dari kesalahan adalah kelebihan manusia.