MEMPELAJARI ilmu agama tentu bukan hal mudah yang dapat dilakukan dengan instan. Begitu pun hal yang dirasakan oleh Christine Bernadette Wijaya.
Ia mengaku canggung dan bingung saat pertama kali hendak mempelajari tata cara salat dan mengaji. Meski begitu ia selalu mengingat ucapan ustaz yang membimbingnya saat mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dikatakan, saat itu sang ustaz mengingatkan agar Christine pelan-pelan saja dalam mempelajari agama Islam dan tak perlu terburu-buru. Maka begitu Ia resmi memeluk agama Islam pada 2011 silam, Ia pun mempelajarinya dengan saksama dan tak memaksakan dirinya untuk segera bisa.
Ia mengungkapkan, dirinya mempelajari tata cara salat melalui panduan di handphonenya. Sempat kesulitan mempelajari bacaan salat dan kagok dengan gerakan salat, namun perlahan, berkat keteguhan hatinya, ibu satu anak ini akhirnya dapat mempelajarinya dengan baik.
"Lucu juga kalau dipikir, imamnya handphone. Karena suami kan nggak selalu di rumah. Dan kadang imam kita bukan yang bisa mengajarkan, karena ada tipe yang bisa mengajar dan ada juga yang nggak bisa mengajar kan," kata Christine.
"Nah dia tuh nggak nemu tuh caranya gimana biar orang paham. Jadi bisa dibilang kebanyakan aku nyari di internet. Tapi kalau aku mulai nggak paham, bingung, aku nanya dia," sambungnya.
Namun sebagai orang yang baru memeluk agama Islam, dirinya tak hanya ingin sekadar bisa membaca surat-surat pendek maupun bacaan salat. Ia menyebut dirinya juga ingin tau dan memahami apa yang ia baca dan sampaikan kepada Tuhan. Sehingga ia kerap menanyakan kepada sang suami arti dari tiap surat dan bacaan salat yang ia pelajari.
Meskipun kerap kali sang suami kesulitan menjawab pertanyaan Christine tentang hal tersebut, namun menurutnya hal itu membuat ia dan keluarganya mempelajari agama Islam lebih baik lagi.
"Iya jadi saling melengkapi. Mungkin dia juga kaget karena biasanya nggak ada yang nanya artinya apa. Tapi aku ingin tahu. Karena menurutku beda ketika kita baca, kita ucapin dan kita tau apa yang kita baca," terangnya.
Baca juga: Terpukau oleh Perilaku Anak Buah, Pengusaha Hotel dan Restoran ini Mantap jadi Mualaf
Lebih lanjut Ia mengatakan, dirinya juga masih terus belajar dan keinginannya untuk belajar agama Islam semakin kuat karena ia ingin putranya dapat mempelajari dan memahami ilmu agama dengan baik.
"Seharusnya yang mengajarkan (agama) itu papanya, tapi dia nggak setelaten itu. Kalau ada tugas dari sekolah gitu, aku yang mengajarkan, nah kita jadi belajar bareng-bareng. Aku bilang sama anakku, kita belajar bareng-bareng nih, karena mama juga masih belajar," ungkapnya.
Baca juga: Jadi Mualaf, Tere Fokus Dakwah Tebarkan Islam
Diungkapkan, ia memeluk agama Islam sebelum memutuskan menikah dengan sang suami. Pasalnya, mayoritas temannya yang muslim, belum lagi ia pernah menjalin hubungan beberapa kali dengan pria muslim, akhirnya membuat Christine yakin untuk membaca dua kalimat syahadat.
Ia bersyukur kedua orang tuanya merupakan sosok orang tua yang demokratis dan membebaskan anak-anaknya untuk memeluk keyakinan yang mereka yakini. Sehingga saat suatu malam Christine mengutarakan keinginannya menjadi muslim kepada sang ibu, Ia langsung mendapat persetujuan.
"Aku nggak tahu itu aku ngerasanya tiba-tiba aku siap nih. Tiba-tiba suatu malam aku lagi ngobrol sama mamaku, lalu aku bilang ke mama ku kalau aku ingin pindah agama menjadi Islam," kata Christine.
"Tapi menurutku, Tuhan itu datang, saat kita merasa nyaman tenang itu buat ku sudah satu hidayah juga. Dan saat kita ada panggilan untuk salat, membaca ayat-ayat, itu sudah sebuah hidayah," pungkasnya. (firda/ys)