TEGAL – Nasib Warja sungguh malang. Kakinya sudah 5 tahun ini lumpuh, dan ia ditinggalkan istrinya yang pergi entah kemana. Warja yang tinggal di Margadan, Tegal Jawa Tengah ini, kini hidup bersama dua putrinya Angelia (20) dan Handika Wardana (8).
Kondisi Warja yang memprihatinkan baru diketahui ketika tim pengantar sembako jaring pengaman sosial Covid-19 melapor kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Tim pengantar sembako jarring pengaman sosial Covid-19 ini dibentuk dari kader-kader Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di masing-masing kelurahan.
Mendapat informasi tersebut, Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial langsung berkoordinasi dengan TKSK Margadana dan meminta agar TKSK tersebut dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk mendapatkan bantuan kursi roda dan Kartu Jawa Tengah Sejahtera (KJS) untuk tahap kedua tahun 2020.
Joko Margo sebagai TKSK Margadana yang merupakan relawan sosial Kementerian Sosial dan mempunyai tugas di setiap Kecamatan di seluruh Indonesia, langsung mengecek ke rumah pak Warja untuk memastikan keadaannya.
Joko Margo bergerak cepat berkoordinasi dengan Dinas Sosial Daerah Kota Tegal, Dinas Kesehatan Daerah Kota Tegal dan Pemerintah Daerah Kota Tegal untuk membantu keluarga pak Warja.
Upaya TKSK Joko Margo tidak sia-sia, Pemerintah Daerah Kota Tegal merespon baik dengan langsung menyiapkan 1 unit kursi roda untuk pak Warja.
Akhirnya, Pemda Kota Tegal bersama Camat Margadana dan Dinas Sosial Daerah Kota Tegal dibantu oleh TKSK menyalurkan bantuan berupa kursi roda kepada bapak Warja dirumahnya, Sabtu (9/5/2020).
Saat ini TKSK memberikan pendampingan kepada keluarga Warja dimulai dari mengurus data diri, BPJS untuk mengobati kelumpuhan Bapak Warja.TKSK juga menelusuri ke Dinas Kesehatan Daerah Kota Tegal dan Rumah Sakit Kariadi Semarang untuk mendapatkan akses kesehatan.
Bapak Warja, selama ini hidup di sebuah rumah berukuran 3x4 meter dengan kondisi yang memprihatinkan. Warja mengalami lumpuh karena kecelakaan kerja saat masih menjadi kuli bangunan, ketika itu Warja tiba-tiba terjatuh saat mengangkat material berat.
Dokter mendiagnosis bahwa tulang ekornya mengalami kerusakan karena posisi tubuhnya kerap salah saat mengangkat beban berat.
Warja hampir tak pernah ke mana-mana karena tidak punya kursi roda. Di rumah, dia hanya bisa duduk di lantai dan mengandalkan putrinya untuk bekerja mencari nafkah sebagai penjaga toko yang penghasilannya hanya Rp30.000,- per hari.
Sebelumnya, memang tidak ada laporan satupun dari pihak desa setempat akan keadaan Bapak Warja ini. Kini Pak Warja dapat tersenyum bahagia telah mendapatkan kursi roda.
Dengan bantuan kursi roda tersebut, diharapkan pak Warja dapat melakukan berbagai aktifitas ke depannya.(*/tri)