BEKASI - Kehidupan warga miskin di Kabupaten Bekasi semakin merana sejak negeri ini dilanda wabah covid 19 alias corona. Sementara bantuan dari pemerintah yang diharapkan tak kunjung datang ke rumah mereka. Alhasil tidak sedikit warga tak mampu yang terpaksa memakan apapun demi mengisi perut mereka, apalagi di saat bulan puasa ini
Kisah miris dialami nenek Nasih, 65, warga Desa Kali Jaya, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Saking tak adanya uang buat membeli beras, ibu lima anak itu terpaksa memakan nasi kemarin atau basi untuk sahur.
"Tadi sahur pakai nasi dingin (nasi kemarin yang sudah hampir berbau)," ucap Nasih saat ditemui Poskota di rumahnya, Minggu (26/4/2020). Di rumah berukuran 4 x 3 meter dan berdinding triplek itu Nasih tinggal bersama suaminya , Johari, 66, yang tengah mengidap stroke. Sambil menangis, Nasih berkisah sejak wabah melanda dirinya sudah tidak lagi menghasilkan uang.
"Sebelumnya saya nguli memetik cabai di Pasar Induk Cikarang," paparnya. Saat bekerja dirinya mengaku dalam sehari membawa uang paling sedikit sebesar Rp60 ribu. "Dari hasil memetik cabai sekilonya Rp2 ribu dan biasanya saya bisa memerik sampai 40 kilo," tutur wanita kelahiran Cikarang ini.
Namun sejak ada kasus corona, nenek lima cucu ini tak lagi mendapatkan penghasilan lantaran pasar di tempatnya mengais rezeki sepi. "Sudah dua bulan ga ada penghasilan, selama ini paling berharap dari tetangga atau anak anak itu pun jumlahnya sekedarnya," katanya lagi.
Kelima anak Nasih sudah berkeluarga dan tinggal berpisah. "Kadang saya keliling ke anak anak, walau kadang ga ada yang kasih. Maklum anak saya juga lagi pada susah,".
Memasuki bulan puasa , Nisah mengaku bingung. Bahkan di hari pertama dan kedua, ia dan suami terpaksa makan sahur dengan nasi kemarin."Lauknya seadanya,"ujarnya.
BELUM TERIMA BANSOS
Nenek Nisah tinggal di RT 001/01, Desa Kali Jaya, Kecamatan Cikarang Barat yang hingga Minggu (26/4/2020) belum menerima bantuan sembako dari pemerintah daerah setempat. "Data seperi kartu keluarga mah udah tiga kali diserahkan ke pak rt sejak sebulan lalu buat bantuan sembako, tetapi kok ga nyampe nyampe," katanya sambil menggoreng menu buat buka puasa di atas tungku berbahan kayu bakar. "Mohon kepada bapak bapak pemerintah supaya lekas mengirimkan sembako karena kami sangat mengharapkan," katanya lagi.
Saat ditemui Nisah baru saja pulang usai mendatangti kelima anaknya. Dari hasil berkeliling itu dirinya membawa uang sebesar Rp150 ribu pemberian anak anaknya. "Uang ini akan saya manfaatkan buat modal jual bakwan sambil menanti bantuan sembako datang. Mudah mudahan cukup buat bertahan hidup entah sampai berapa hari," ucapnya sedih.
Sementara ketua RT setempat, Ridi, belum dapat ditemui dan belum bisa dihubungi saat hendak dikonfirmasi terkait masalah yang dialami salah satu warganya tersebut.(yahya/bi/ruh)