dr.Andrianto Purnawan SpBS. (ist)

Health

Berpuasa di Tengah Pandemi Covid

Jumat 24 Apr 2020, 14:40 WIB

Oleh dr.Andrianto Purnawan SpBS (Ketua Tim Pelaksana Tim Percepatan Partisipasi  Masyarakat Penanggulangan Pandemi Covid-19 PB IDI)

SAAT ini pandemi Covid-19 masih terus merambah di berbagai belahan dunia. Menurut www.woldometer.com pada 23 April 2020, jumlah penduduk dunia yang terpapar virus corona 2.638.909 jiwa, dengan jumlah meninggal 184.248 jiwa, dan yang sembuh 722.055 jiwa.

Di Tanah Air kita tercinta, menurut situs www.covid19.idionline.org hingga 23 April jumlah korban terinfeksi mencapai 7.418 jiwa, yang dirawat 5.870 jiwa, 913 jiwa sembuh dan meninggal 635 jiwa. 

Wabah corona yang sudah menyebar ke 210 negara juga berpotensi mengancam sektor ekonomi. Pandemi Covid-19 memukul banyak sektor usaha, manufakturing, wisata, restoran, perhotelan, transportasi, dan masih banyak lagi.

Banyak perusahaan juga menghentikan usahanya karena khawatir penyebaran virus Corona. Ada yang sementara waktu, bahkan ada yang bangkrut. Mereka akhirnya merumahkan para pekerja.

Bahkan banyak yang mem-PHK para karyawannya. Banyak keluarga kehilangan pendapatan. Aktivitas perekonomian terancam lumpuh.

Di Tanah Air, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, B Satrio Lelono mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan mencapai 2,8 juta.

Lonjakan PHK dan pekerja dirumahkan adalah dampak ekonomi akibat pandemi virus Corona. Berdasarkan data Kemenaker, 212.394 pekerja dari sektor formal terkena PHK. Pekerja formal yang dirumahkan sebanyak 1.205.191 orang. Dari sektor non, formal Kemenaker mencatat sekitar 282 ribu orang tak memiliki penghasilan.

Angka di atas bisa jadi lebih sedikit dibandingkan jumlah sebenarnya. Pasalnya, di Tanah Air banyak  warga yang bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, pedagang keliling, dsb.

Pandemi Covid-19 benar-benar membuat perekonomian warga terpukul jatuh. Masa pagebluk ini membuat banyak warga kesulitan mencari nafkah, terbelit utang, serta terancam kelaparan. Mereka yang semula punya mata pencaharian menjadi terjepit. Yang sudah sulit makin terbelit.

Di saat yang bersamaan, kaum muslimin menyambut datangnya bulan Ramadhan yang jatuh pada hari Jumat 24 April 2020. Bulan Ramadhan yang seharusnya disambut dengan suka cita dengan amalan-amalan terbaik seperti memperbanyak sholat wajib berjamaah, sholat tarawih berjamaah, buka bersama dengan sesama mungkin di bulan Ramadhan kali ini akan berbeda.

Hal ini tidak lain karena pandemi covid. Inilah salah satu ujian kaum muslimin di mana kita diingatkan untuk tetap bersabar sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah 155:“Sungguh akan kami uji kalian dengan sedikit ketakutan,  kelaparan serta kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Karena itu gembirakanlah orang-orang yang. sabar."

Dalam ayat tersebut Allah menunjukkan kepastian ujian bagi kaum muslim dan menguji dengan ragam musibah. Rasulullah saw  juga menegaskan: Perumpamaan seorang Mukmin bagaikan pohon yang selalu diterpa angin yang mengguncangkan dirinya. Seorang Mukmin  akan senantiasa ditimpa  dengan ujian. (HR Muttafaq ‘alaih).

Imam Syarf ad-Din an-Nawawi memberikan penjelasan tentang maksud hadis di atas: Para ulama berkata, “Hadis itu bermakna bahwa orang Mukmin akan banyak mengalami kepedihan pada badannya, keluarganya ataupun hartanya. Namun, hal itu justru menjadi pelebur kesalahan-kesalahannya dan meninggikan derajatnya.” (An-Nawawi, Shahîh Muslim bi-Syarh al-Nawawî, 17/151). (*)

Tags:
covid-19poskotaposkota.id

Reporter

Administrator

Editor