ADVERTISEMENT

Ikuti Perkembangan Zaman, Museum Penerangan Kini Bergaya Milenial

Rabu, 2 Oktober 2019 05:37 WIB

Share
Ikuti Perkembangan Zaman, Museum Penerangan Kini Bergaya Milenial

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Sejak didirikan tahun 1993, museum penerangan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), akhirnya di revitalisasi. Untuk bisa menarik kaum milenial datang berkunjung, museum kini disulap menjadi lebih kekinian dalam menyuguhkan berbagai teknologi dan inovasi. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Widodo Muktiyo mengatakan, revitalisasi yang dilakukan pihaknya agar pemahaman tentang museum penerangan ini betul-betul berubah. Karena pihaknya ingin menciptakan museum bukan hanya sebagai tempat menaruh barang-barang lama, tapi museum adalah tempat kita belajar. "Kami juga ingin menciptakan museum sebagai tempat untuk dijadikan rekreasi dan juga tempat untuk bisa menatap masa depan seperti apa," kata Widodo usai meresmikan ruang pamer museum penerangan terbaru, Selasa (1/10/2019). Dengan perubahan yang diambil itu, Widodo menyebut bahwa pengelolaan museum penerangan ini tidak hanya isinya. Namun pihaknya ingin menyampaikan bagaimana pihaknya menciptakan apa yang ada didalamnya agar mudah dicerna, dicermati dan menancap pesan-pesan perjuangan. "Apalagi didalam museum ini kan sejak kemerdekaan sudah ada media-media komunikasi itu. Dan ternyata bapak-bapak jurnalis kita punya semangat etos yang tinggi untuk bisa membangun bangsanya. Dan saat ini sudah seperti ini, ke depan kita akan lihat prospek peradaban yang lebih baik lagi untuk Indonesia yang lebih maju," terangnya. Sementara itu, Kepala Museum Penerangan, Abdullah menambahkan, perubahan yang diberikan itu terlihat jelas di lantai dua. Pada setiap dinding ada visuaslisasi yang berisi tayangan sejarah informasi dan capaian yang telah dilakukan Kemenkominfo. "Karena saat ini memasuki era digital, makanya pesan yang disampaikan pun melalui digital," ujarnya. Abdullah mengatakan penyampaian pesan-pesan dan informasi nanti seperti virtual reality, augmented reality, lalu video mapping. Untuk augmented nanti akan menampilkan koleksi unyil, seperti apa bentuk 3 dimensi. "Semuanya kami tampilkan agar lebih mudah dicerna meski hanya melihat dari gambar saja," terangnya. Meski mengalami perubahan, namun menruut Abdulah Museum Penerangan tidak akan kehilangan kekhasannya. Replika yang menunjukkan proses peliputan, alat komunikasi, perkembangan pers dan dunia publikasi, masih tetap dipajang pada sisi kanan dan kiri lantai satu. "Koleksi radio, kamera, beserta televisi mulai dari tahun 1945 hingga kini. Serta perkembangan media massa sejak era kemerdekaan, G 30/S, hingga orde baru masih kami pajang," terangnya. Abdullah menambahkan, transformasi yang dilakukan Muspen menyesuaikan dengan paradigma baru di dunia yang dicanangkan UNESCO sebagai New Museology Concept, yaitu 'Inclusive Museum'. "Kami berharap nantinya masyarakat bisa menikmati ini, sensasinya apa dan disampaikan ke masyarakat. Dengan begitu ini bisa menjadi destinasi wisata dan wisata unggulan di TMII," pungkasnya. (ifand/mb)    

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT