ADVERTISEMENT

Cuaca Panas Rawan Kebakaran

Jumat, 26 Juli 2019 13:39 WIB

Share
Cuaca Panas Rawan Kebakaran

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KEBAKARAN kembali melanda permukiman di Jakarta Utara.Kamis (25/7/2019) siang si jago merah meluluhlantakkan 30 hunian warga, dan merenggut nyawa satu penduduk. Masih diJakarta Utara, sehari sebelumnya api melumat 14 mobil yang diparkir di lahan kosong. Di hari yang sama, sebuah ruko tempat usaha konveksi di Jelambar, Jakarta Barat, juga terbakar. Sebulan lalu, tepatnya 11 Juni 2019, si jago merah melumat tak kurang dari 450 rumah di Kampung Bandan, Jakarta Utara.Musibah ini mengakibatkan 3.500 jiwa kehilangan tempat tinggal. Ancaman si jago merah tidak pernah berhenti.Beberapa hari sebelum kebakaran di Kampung Bandan, apijuga melumat permukiman di Taman Sari, Jakbar, mengakibatkan 2000 penduduk mengungsi.Dari catatan peristiwa di atas, bisa digambarkan betapa si jago merah menjadi ancaman serius di Ibukota. Terlebih belakangan ini cuaca panas cukup ekstrem, bisa memicu terjadinya kebakaran. Titik panas (hotspot) memang tidak secara langsung mengakibatkan munculnya si jago merah di permukiman, kecuali kawasan hutan. Tetapi cuaca panas di permukiman, bisa membuat kabellistrik meleleh hingga menimbulkan korsleting. Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Prov. DKI Jakarta, hingga sejak Januari hingga Juli tahun ini, terjadi 245 kebakaran, 104 di antaranya dipicu korleting listrik. Artinya, masyarakat jangan abai. Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, kebakaran merupakan bencana yang paling sering terjadi selama 2019. Penyebabnya beragam, antara lain korsleting listrik, ledakan tabung gas, lalai membuang puntung rokok atau membakar sampah, dan penyebab lainnya. Ditengah cuaca panas saat ini, percikan api sedikit saja bisa memicu kebakaran. Meminimalisir kebakaran terus terjadi, semua pihak harus peduli. Sedia payung sebelum hujan. Cegah sejak dini, jangan menunggu peristiwa terjadi. Sosialisasi sering dilakukan oleh DPKP baik kepada kalangan ibu rumah tangga, siswa,pegawai, dan kalangan lainnya. Mereka diajari teknismenanggulangi kebakaran, menangani gas meledak, bahkan diajari menarik slang mobil pemadam kebakaran.Sosialisai tersebut bertujuan positif. Masyarakat diajak peduliakan bahaya kebakaran yang selalu mengintai. Namun hal yang tak kalah penting adalah meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang cara aman menggunakan barang elektronik, bahaya pemasangan banyak kabel pada satu outlet listrik, perlu mengecek rutin keamanan kompor gas, dan edukasi lainnya. Karena tanpa pemahaman tersebut, warga bisa jadi abai terhadap bahaya kebakaran. **

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT