ADVERTISEMENT

Dua Muslimah Langgar Larangan Berenang Mengenakan Burkini di Kolam Renang Prancis

Selasa, 25 Juni 2019 16:49 WIB

Share
Dua Muslimah Langgar Larangan Berenang Mengenakan Burkini di Kolam Renang Prancis

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PRANCIS- Muslimah di Prancis tidak mematuhi larangan di kolam renang setempat dengan mengenakan burkini, bertentangan dengan peraturan yang melarang pemakaian burkini di tempat umum. Lewat aksi protes yang terinspirasi perintis hak sipil AS, Rosa Parks, mereka berenang memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh – kecuali muka, tangan dan kaki – di kota Grenoble pada hari Minggu (23/06). Kolam renang Jean Bron adalah salah satu tempat di Prancis yang melarang penggunaan burkini. Banyak orang di negara itu memandang pakaian renang berbentuk burkini sebagai simbol Islam sebagai kekuatan politik dan tidak sejalan dengan sekularisme. "Operasi burkini" diluncurkan bulan lalu oleh anggota kelompok Persatuan Warga Grenoble untuk membela hak perempuan Muslim. Apa yang terjadi di kolam renang? Setelah memakai burkini, anggota Muslim kelompok ini diberitahu penjaga bahwa pakaian mereka dilarang. Meskipun begitu, mereka tetap memasuki kolam dan berenang sekitar satu jam dengan anggota masyarakat lainnya, yang kebanyakan dari mereka menunjukkan dukungan. Perempuan ini kemudian ditanyai polisi dan didenda 35 euro atau Rp560.000 karena melanggar hukum, lapor media France Bleu. Saat berbicara dengan BBC, kedua perempuan Muslim yang terlibat dalam unjuk rasa, Hassiba dan Latifa, mengatakan mereka memiliki hak yang sama dengan warga lainnya. "Kami bermimpi: bergembira di kolam renang seperti warga lainnya, menemani anak-anak kami, kapan pun mereka ingin berenang, sementara cuaca sangat menyengat pada musim panas di sini di Grenoble. "Kami harus memerangi kebijakan diskriminatif dan berprasangka di Prancis, karena kami sebenarnya dilarang untuk menjalankan hak sipil dalam menggunakan sarana umum dan bangunan milik kota." Lewat Facebook, Persatuan Warga menyatakan tindakan ini adalah bagian dari kampanye yang dimulai pada bulan Mei 2018 lewat petisi yang ditandatangani lebih dari 600 Muslimah yang mendesak wali kota Grenoble, Éric Piolle untuk mengubah peraturan kolam renang umum. Saat merespons kejadian hari Minggu, anggota partai kanan-tengah Prancis, Partai Republik, Matthieu Chamussy mengatakan: "Islam berhaluan politik bergerak maju selangkah demi selangkah dan nasib perempuan bergerak mundur." Burkini, campuran kata "burka" dan "bikini", dipakai perempuan Muslim agar mereka mereka dapat berenang di tempat umum dan tetap menjaga kesopanan. Tetapi burkini menjadi kontroversial di Prancis karena pemerintahan sejumlah kota mengusulkan pelarangan sama sekali pakaian itu. Tahun 2010, Prancis menjadi negara pertama Eropa yang melarang niqab di tempat umum. Siapakah Rosa Parks? Parks, perempuan yang menginspirasi "operasi burkini", ditangkap karena menolak memberikan kursinya ke penumpang berkulit putih di Montgomery, Alabama, Amerika Serikat pada tahun 1955. Saat itu, penumpang kulit hitam diwajibkan membayar di bagian depan bus, meninggalkan kendaraan, berjalan ke bagian belakang, dan memasuki bus lagi. Mereka juga harus memberikan kursi kepada penumpang kulit putih jika bus sudah penuh. Protes Parks memicu boikot bus dan pada akhirnya menyebabkan diakhirinya segregasi ras di bus di AS. (BBC)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT