ADVERTISEMENT

Kapolda Banten Akui Perairan Banten Rawan Penyelundupan Narkoba

Selasa, 4 Desember 2018 23:36 WIB

Share
Kapolda Banten Akui Perairan Banten Rawan Penyelundupan Narkoba

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MERAK – Kapolda Banten, Brigjen Pol Tomsi Tohir mengakui jika perairan Banten tergolong rawan penyelundupan narkotika. Dengan panjang garis pantai yang dimiliki Banten, banyak pelabuhan tikus dan jarak yang dekat dengan ibukota DKI Jakarta, menurutnya menjadikan perairan Banten rawan untuk penyelundupan barang haram tersebut. “Kita berupaya dengan masyarakat di sini melakukan pencegahan," ungkap Kapolda usai meresmikan dermaga dan landasan helikopter di Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Banten, Selasa (4/12/2018). Pemanfaatan pelabuhan tikus untuk menyelundupkan narkotika dari Bandar Lampung ini terungkap dari penangkapan terduga pelaku sabu dan ekstasi oleh Polres Metro Jakarta Barat di pangkalan nelayan di Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang pada Selasa, 20 November 2018 lalu. Kemudian pada Senin (3/12/2018) kemarin penangkapan terduga kurir sabu-sabu seberat 20 kilogram dilakukan oleh Direktorat Narkoba Mabes Polri di atas Bus ALS yang baru keluar dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon. "Seluruhnya, kita sudah datakan. Kita sudah lakukan upaya-upaya (pengawasan) itu," jelasnya. Di tempat yang sama Dirpolairud Polda Banten, Kombes Pol Nunung Syaefuddin menambahkan bahwa pengawasan penyelundupan narkotika di perairan Banten belum berjalan optimal karena keterbatasan fasilitas penunjang. "Garis pantai kita ini sepanjang 428, 6 kilometer, ada pantai utara dan pantai selatan. Khusus di pantai selatan, kita agak kesulitan melakukan patroli karena sarana kita tidak memadai. Ombak besar, angin kencang, kadang membahayakan untuk anggota kita. Dari sekian banyak pelabuhan tikus, dan dermaga yang selama ini tidak terpantau oleh kita, tentu peluang (penyelundupan) itu cukup besar," terangnya. Ditpolairud Banten sendiri memiliki 14 kapal patroli untuk mengawasi perairan di Banten. Jumlah itu menurut Nunung belum memenuhi kebutuhan Ditpolairud yakni sekira 20 armada kapal patroli. "Personel kita hanya 150 orang. Kalau mencover Banten, standarnya harus lebih dari 200 personel, apalagi kalau nanti (Diptolairud) naik tipe. Kemudian kapal kita ada 14, idealnya 20 lah dari berbagai tipe khususya untuk wilayah pesisir pantai selatan harus berukuran besar, karena wilayahnya besar. Kita berdoa sarana kita bisa dilengkapi," pungkasnya. (haryono/b)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT