Rapih Cara Kerja Sindikat Pembuat Liquid Vape Ini

Kamis 08 Nov 2018, 18:38 WIB

JAKARTA - Otak sindikat Liquid Vape (cairan rokok listrik) diamankan anggota Subdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. Tersangka TY, 28 ditangkap bersama tiga rekannya di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, VIN, 26, COK, 35, dan Ham, 20. Mereka mengendalikan produksi hingga peredaran liquit vape narkotika di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam menjalankan aksinya komplotan ini beraksi dengan peran masing-masing. "Setiap produksi mereka menggunakan 100 butir ekstasi yang dibeli Rp 20 juta," kata Kasubdit I Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Kamis (8/11). Dikatakan, tersangka TY sebagai inisiator kemudian mengarahkan VIN mencari ekstasi sebagai bahan baku pembuatan liquid vape ekstasi. Kemudian serah terima pembelian ekstasi dilakukan di luar penjara dengan bantuan tersangka lain BR yang telah ditangkap sebelumnya di lokasi Jalan Janur Elok VII, Kelapa Gading, Jakarta Utara. vape5 Kemudian COK sebagai bendahara melakukan pembayaran atas perintah TY. Sementara tersangka HAM membantu mencari tahu di mana pembelian ekstasi. "Kami masih mencari siapa kurir dalam pembelian ekstasi ini," tukas Calvijn. AKBP Jean Calvijn menjelaskan aksi empat narapidana tersebut berjalan mulus juga ikut dibantu oleh istri TY, DW, 25, dan rekannya BR, 21. Kelompok Reborn Cartel ini ternyata telah memproduksi 22 jenis liquid narkoba. Liquid ini telah tersebar di 48 kota di Indonesia. Calvijn melanjutkan dalam mengendalikan laboratorium Vapenya TY kemudian memanfaatkan sejumlah remaja untuk mengekstrak ekstasi dan ganja sintesis. Keduan barang haram ini kemudian digunakan sebagai bahan baku liquid yang kemudian disebar dengan produk barang 2 mm dan 5 mm. Satu botol di jual dengan harga Rp 350 - 450 ribu per botol. Meskipun kondisi rutan tertutup dari aktifitas luar namun TY dapat mengendalikan laboratorium ini dari dalam. Ia mengendalikan proses pembuatan melalui kunjungan keluarga napi. Kemudian menyerahkan suplai bahan baku kepada VIN, segala keuangan kepada COK, serta proses pemasaran kepada HAM. Dengan peran berbeda inilah, jaringan ini mampu memproduksi liquid vape beromset Rp 4,2 miliar dari satu jenis. Dengan 22 barang yang telah diproduksi kuat kemungkinan industri rumahan yang dilakukan TY mencapai Rp 92,4 miliar setahun. "Kami juga masih memburu beberapa orang lain yang menjadi kurir bahan produksi. Bagaimanapun ada ekstasi dalam proses pembuatan ini,” kata Calvijn. vape3 Calvijn melanjutkan, segala bentuk keuangan barang langsung dikendalikan oleh DW yang tak lain merupakan istri dari TY. Ia kemudian mentransfer sejumlah uang mulai dari bahan baku produksi, alat, hingga gaji karyawan sebesar Rp 5 juta per bulan. Termasuk soal uang setoran hasil penjualan. Segala bentuk uang langsung disetorkan ke rekening TY yang dipegang DW. Sementara BR, diketahui menjadi kurir sekaligus perekrut pekerja. "BR juga yang kemudian bertransaksi dengan suruhan VIN untuk suplai ekstasi,” tambah Calvijn sembari mengatakan TY sedang menjalani masa sidang atas kepemilikan Ganja Sintesis satu kilo. Kepada penyidik, tersangka DW mengakui dirinya tidak mengetahui alur jual beli barang. Ia hanya diperintahkan untuk melakukan transfer kepada BR. Beberapa nilai uang pernah ia lakukan mulai dari terendah Rp 1 juta hingga yang terbesar Rp 90 juta. “Kebanyakan buat produksi,” ucap DW. DW sendiri mengakui kebanyakan transferan itu digunakan untuk membeli barang produksi. Meski sudah berulangkali mengingatkan TY untuk tobat, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sikap TY yang cenderung kasar, membuat dirinya ketakutan. Sementara itu, TY mengakui pembelajaran narkoba didapat secara otodidak. Sebagai pecandu ganja dirinya mempelajari narkoba dan cara mengekstrak melalui buku dan internet. Ia kemudian menerapkan di tahun lalu sebelum BNN menciduknya dengan kepemilikan satu kilo ganja. “Sejak SMP saya suka ganja, 10 tahun lalu saya sudah mulai mempelajari,” tutur Pria yang mengaku lulusan SMP ini. TY sendiri tak menyadari bila pekerja yang merupakan adik adiknya telah mengembangkan bisnis ini dan menjadikan ekstasi sebagai bahan baku. Dari sinilah ia mampu menghasilkan pundi pundi uang mulai dari menyewa tiga lokasi untuk produksi dan membeli tiga mobil BMW. “Sesekali mereka berkonsultasi dengan saya di rutan dan menanyakan beberapa jenis produksi,” tutup TY yang mengakui semua pekerja sebagai tester hasil produksi. Sebelumnya 11 orang tersangka diamankan dalam rentetan penggrebekan pabrik liquid vape narkoba. Mereka diamankan dari lima tempat. Tiga orang diamankan sebagai reseller, sementara sembilan lainnya di ketahui sebagai orang yang memproduksi liquid di tiga tempat terpisah, yakni Rumah mewah di Kelapa Gading, Apartement Paladin, dan Apartement Basura. Pelaku membuatnya cukup rapih dan tertutup, termasuk tetangga yang tidak mengetahui aktifitas dalam rumah selain mendengar gonggongan anjing. Rumah itu mereka sewa sebesar Rp 140 juta setahun. "Total ada 18 tersangka yang terlibat dalam jaringan ini. Mereka diamankan dari 12 TKP,” katanya. Sementara itu, Kepala Rutan Klas 1 Cipinang, Oga Darmawan membantah bila pihaknya dianggap mengendurkan penjagaan hingga menyebab warga binaanya mengendalikan narkoba. Oga menilai kini pihaknya kewalahan dengan kondisi warga lapas dari kapasitas 1.100 orang. Rutan Cipinang kini dihuni oleh 4.335 orang. Penjagaan tak maksimal karena hanya 20 orang yang berjaga setiap harinya. “Belum dibagi dengan tower dan pintu masuk maka penjagaan kami sangat minim,” kata Oga. Oga melanjutkan Rutan Cipinang sangatlah ketat. Sejak kedatangan mesin jamper dari Direktorat Jendral Lembaga Permasyarakatan (Dirjen Pas) Kemenkumhan pihaknya mampu menjadikan kawasan Rutan Cipinang sebagai lokasi blang spot atau tanpa sinyal. Meski demikian, terhadap upaya itu pihaknya menyiapkan Warung Telephone Khusus Lapas (Wartelsuspas) di lokasi. Aktifitas komunikasi telepon digunakan napi melalui ini dan terekam langsung. "Jadi kami meminimalisir kemungkinan pergerakan pelaku lapas. Kalo ada kemungkinan, kami akan langsung berkoordinasi dengan Polisi,” katanya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menuturkan, masyarakat diminta waspada terhadap peredaran 22 jenis liquid narkoba mengandung methylenedioxy methamphetamine (MDMA) dan Cannabies Sintesas (ganja sintesis) telah beredar luas. Pasalnya, dibandingkan liquid vape lainnya. Liquid narkoba sangat berbahaya, pengguna dapat merasakan halusinasi dan ketagihan. Dengan dikonsumsi begitu lama, liquid narkoba dapat menyebab kanker. Kombes Argo mengatakan liquid narkoba tak beda jauh dengan narkoba. Liquid di produksi oleh orang yang tidak memiliki keahlian dalam kimia. “Pengendali dan founder-nya dilakukan oleh narapidana. Mereka kemudian menyuplai dana, memasarkan hingga menyiapkan bahannya,” kata Argo. (ilham/b)

News Update