ADVERTISEMENT

Peternak Ayam Potong dan Petelur di Depok Terancam Bangkrut

Minggu, 30 September 2018 18:56 WIB

Share
Peternak Ayam Potong dan Petelur di Depok Terancam Bangkrut

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK  - Sejumlah peternak ayam potong dan petelur di Kota Depok terancam bangkrut akibat kenaikkan harga pakan ayam  belakangan ini. Mereka berharap pemerintah secepatnya menanggani masalah itu secara serius. "Harga pakan ayam naik sekitar Rp 30 ribu/karung dari sebelumnya harga Rp 317 ribu menjadi Rp 351 ribu/karung," ujar Odih,  peternak dan pedagang ayam di kawasan Cilodong,  Minggu (30/9). Kenaikan sudah tiga bulan belakangan ini,   sehingga pihaknya harus mengurangi produksi hingga 50 persen dari biasanya dulu menghasilkan 10 ton produksi daging siap jual terpaksa sekarang hanya 5 ton saja. "Itupun tidak stabil dan melihat kondisi di lapangan." katanyta. Menurut dia, kasus seperti ini sempat terjadi sekitar tahun 2006, yakni karena  imbas dari mahalnya pakan, omsetnya dalam kurun waktu lima tahun ini mengalami penurunan drastis. Biasanya Rp500 juta per tahun, tapi beberapa tahun ini hanya Rp50 juta-Rp100 juta saja. “Uang ini kan kita puterin lagi, untuk ongkos produksi dan gaji pegawai. Karyawan saya di sini ada 20 orang, untuk kandang kita ada 12 titik semuanya di wilayah Depok,” ujarnya. Hal serupa juga dikatakan Rasmijo,  peternak lain,  yang mengatakan tiga bulan lalu peternakannya memiliki kurang lebih 60 ribu ekor ayam kini menyusut hingga 25 ribu ekor. “Ya semakin menyusut, masih ketolong sama ayam petelur saya punya empat ribu ekor. Itu pun sangat minim perhari setiap ayam menghasilkan satu telur, pemberian pakan dan vitaminnya juga lebih mahal,” katanya. Walau pun kondisinya terbatas, tutur bapak tiga anak ini,  masih bisa bertahan karena konsumen tidak pindah ke lain hati. “Alhamdulilah... Pendistribusian masih berjlan lancar di pasar Depok, tempat pengecer Cibinong, Cisalak ada juga yang delivery order dari Jakarta. Walaupun, produksi kami rem,” katanya. Ada beberapa solusi yang bisa digunakan pemerintah untuk mengatasi melonjaknya pakan ternak yaitu dengan membuka keran impor jagung. "Bila itu dilakukan tentunya kita masih bisa bernapas, juga untuk pihak swasta diharapkan juga mau menurunkan harga pakan dan produksi anak ayam dibatasi, minimalnya mereka mengerem juga produksi ayam,” harapnya. (anton/win)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT