ADVERTISEMENT

Terendah 4 Tahun Terakhir, Menkeu: Defisit Pada Semester I APBN 2018 Hanya Rp110 Triliun

Selasa, 10 Juli 2018 08:13 WIB

Share
Terendah 4 Tahun Terakhir, Menkeu: Defisit Pada Semester I APBN 2018 Hanya Rp110 Triliun

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, bahwa defisit berjalan pada pelaksanaan semester I Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018 hanya sebesar Rp110 triliun, atau yang terendah dalam 4 (empat) tahun terakhir. Lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang posisinya Rp175 triliun. “Ini sekali lagi menggambarkan bahwa pemerintah terus berusaha membuat APBN kita menjadi sehat, menjadi kredibel, dan terutama dikaitkan dengan banyak sekali pendapat mengenai masalah hutang dan pengelolaan utang,” kata Sri Mulyani kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7) sore. Menkeu menjelaskan, hasil semester I ini mengkonfirmasikan sekali lagi bahwa pemerintah sangat berhati-hati dan sangat prudent di dalam menjaga APBN tahun 2018. Dengan postur APBN kita yang relatif terjaga, lanjut Menkeu, telah diputuskan oleh Presiden, nanti ahun 2018 ini pemerintah akan tetap menjaga APBN dengan defisit lebih rendah dari yang direncanakan. “Tadinya 2018 adalah direncanakan 2,19% dari PDB, namun dari sisi outlook sekarang ini kami memperkirakan APBN 2018 akan defisitnya menjadi hanya 2,12 atau 2,12% dari PDB atau dalam hal ini Rp314 triliun, lebih kecil dari yang tadinya diperkirakan Rp325 triliun,” terang Sri Mulyani seperti dikutip dari setkab Karena postur APBN cukup baik dan tidak mengalami deviasi yang besar dari sisi jumlah penerimaan negara dan jumlah belanja negara dan defisitnya lebih kecil dari direncanakan, maka menurut Menkeu, Presiden menyampaikan bahwa untuk APBN 2018 ini yang tidak melakukan APBN perubahan. “Laporan ini nanti akan kami sampaikan kepada dewan untuk dibahas pada minggu depan dengan Dewan Perwakilan Rakyat,” ujar Menkeu. Dengan APBN yang baik, menurut Menkeu, pemerintah akan menggunakan instrumen fiskal ini untuk tetap menjaga ekonomi terutama kondisi perekonomian sedang dihadapkan pada tekanan yang berasal dari global. “Tadi pagi dan sudah disampaikan oleh Menteri Perindustrian tadi bahwa kita terus melakukan berbagai upaya, melihat sektor ekonomi kita mana-mana yang perlu untuk mendapatkan dukungan, baik dalam bentuk insentif maupun dari sisi dukungan yang bisa kita berikan, agar mereka tetap bisa menggunakan kesempatan saat ini di dalam meningkatkan ekspor, mengelola impor agar tidak meningkatkan tekanan terhadap external balance kita,” ungkap Menkeu seraya menambahkan, bersama-sama dengan otoritas moneter maupun OJK untuk terus menjaga agar dalam menghadapi gejolak global ini kita tetap bisa menjaga ekonomi secara stabil dan berkelanjutan. (*/b)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT