ADVERTISEMENT

Komjen Irawan Jadi Pj Gubernur Jabar Dinilai Bisa Untungkan Pasangan Asyik

Sabtu, 23 Juni 2018 11:27 WIB

Share
Komjen Irawan Jadi Pj Gubernur Jabar Dinilai Bisa Untungkan Pasangan Asyik

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Pilkada Jawa Barat yang digelar pada 27 Juni 2018 dan diikuti 4 pasangan calon diprediksi akan menjadi pertarungan sengit. Paslon Sudrajat-Syaikhu (Asyik) dinilai menjadi kandidat kuat di pesta demokrasi itu. Direktur Survei & Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, mengungkapkan terdapat empat faktor yang dapat menjadi penentu kemenangan pasangan Asyik. Pertama adalah faktor Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ahmad Heryawan. Ketokohan Prabowo dinilai masih berpengaruh kuat bagi masyarakat Jabar. Igor mengatakan berdasarkan hasil survei SPIN, elektabilitas Prabowo (37,1%) masih unggul atas Jokowi (30,5%) di Jawa Barat. Sementara, lanjutnya, kinerja Ahmad Heryawan selama dua periode dianggap punya nilai plus dalam memberikan dukungannya kepada pasangan Asyik. Igor melihat, doktrin memilih pemimpin sebagai ibadah di PKS, ditambah efektivitas mesin parpol Gerindra, PKS dan PAN diharapkan bisa menyapu bersih undecided voters dan swing voters pada hari H pencoblosan. "Demonstration effect kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang juga diusung Gerindra-PKS-PAN di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu bertendensi diikuti warga Jabar, terutama di daerah yang berdekatan dengan Jakarta, seperti Depok, Bekasi, dan Bogor," katanya di Jakarta, Sabtu (23/6/2018). Faktor kedua, ujarnya,  hanya pasangan Asyik yang mentautkan kemenangannya di Pilkada Jawa Barat 2018 dengan kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres tahun 2019 nanti dengan jargon "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden". Bahkan, pasangan Asyik berani membentangkan kaos ganti presiden saat acara debat Cagub Jabar, karena diusung oleh barisan partai oposisi pemerintah (Gerindra, PKS) plus PAN. "Sedangkan paslon lainnya terbagi dan diusung oleh parpol pendukung pemerintah yang ingin mempertahankan status quo penguasa sekarang ini," terang dia. Yang ketiga, lanjut Igor, kontroversi pelantikan Komjen Iriawan sebagai Pj Gubernur Jabar yang menimbulkan polemik dan kecurigaan publik, terkait netralitas dalam Pilkada 2018. Menurut dia, bisa jadi hal tersebut merupakan wujud kepanikan penguasa bahwa paslon Asyik yang tidak mendukung Jokowi 2 periode berpotensi menang. "Sehingga pelantikan Komjen Irawan tetap di lakukan, meskipun diduga melanggar aturan dan menciptakan kegaduhan. Hal ini tentu bisa menjadi amunisi penguasa untuk pemenangan paslon tertentu. Namun sebaliknya, mungkin saja malah kontradiktif, bahkan blunder. Karena prilaku aparat lebih mudah ditebak daripada prilaku pemilih," terangnya. Sedangkan faktor yang keempat, 'nyunda', 'nyakolah', dan 'nyantri' adalah poin penting warga Jabar memilih Gubernurnya. Menurutnya, ada sublimasi ketiga faktor itu ke dalam diri Sudrajat sebagai orang asli Sumedang, berlatar belakang militer "Begitu juga dengan Syaikhu yang berasal dari Cirebon adalah seorang uztad dan birokrat berwawasan luas," pungkas Igor. (ikbal)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT