ADVERTISEMENT

Si Bungsu Meninggal di Monas, Sang Ibu Tuturkan Kronologinya

Selasa, 1 Mei 2018 20:40 WIB

Share
Si Bungsu Meninggal di Monas, Sang Ibu Tuturkan Kronologinya

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Duka dialami janda empat  anak ini setelah kehilangan putra bungsunya pada Sabtu (28/4) lalu. Bocah berusia 10 tahun itu meregang nyawa setelah ikut ibunya mengantri pembagian sembako yang digelar Forum Untukmu Indonesia (FUI) di Monas, Jakarta Pusat. Korban diduga menemui ajal akibat terinjak injak oleh  massa yang ikut antri sembako. Ditemui di kediamannya di Jalan Budi Mulia RT 12/13, Pademangan Barat, Pademangan , ibu korban, Komariah alias Kokom, 49, menceritakan kejadian yang merenggut nyawa putra bungsunya, M Rizki Syaputra, Selasa (1/5). "Semua berawal saat saya menerima kupon sembako gratis dari teman sehari sebelumnya. Besoknya saja ajak Rizki ke Monas," kata perempuan yang suaminya sudah meninggal sejak tujuh bulan lalu. . Ia pergi bersama warga lain menggunakan bus yang sudah disiapkan oleh panitia. Setibanya di Monas Kokom mendatangi antrian sembako. Namun, semua antrian untuk mengambil sembako terlihat sangat penuh.  "Saya mau ambil antrian semuanya penuh banget,  ambil minyak penuh,  beras penuh,  mie apalagi, saya belom sempat ambil apa apa Riski mau makan. Saya ngantri makanlah disitu," . "Saya ngantri makan disitu,  taunya ada gerombolan dari belakang, jadi akhirnya desak desakan. Terus Riski terjatuh dan terinjak bagian kakinya," ujarnya. "Akhirnya saya belum sempat ngambil saya robekin kupon, saya gendong saya bawa ke pohon,  saya duduk di situ Riski udah gabisa berdiri karena sakit badannya lemas," lanjutnya. Kejang-kejang "Saya tidurin di rumput langsung kejang,  udah kejang-kejang saya minta tolong aja ngga ditolongin, terus ada bapak ABRI nolongin anak saya. Langsung dibawa ke pos kesehatan," jelasnya. Kemudian karena di pos kesehatan tidak ada alat lengkap akhirnya Riski dirujuk ke Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat pada Sabtu (28/4) pukul 17.00 WIB. Disana Riski mendapat perawatan dari dokter. Dalam penanganan tersebut keadaannya sempat membaik walaupun Riski masih buang air yang hebat. Namun, pada Minggu (29/4) pukul 04.30 WIB Riski tidak tertolong.  "Dia buang-buang air,  muntah dan buang airnya hebat, akhirnya abis azan Subuh dia meninggal," tutupnya. (yahya/win)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT