ADVERTISEMENT

Kuskridho: Berita Viral Belum Tentu Benar

Kamis, 15 Maret 2018 10:09 WIB

Share
Kuskridho: Berita Viral Belum Tentu Benar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Hoax dan ujaran kebencian terbukti telah menyebabkan konflik antar kelompok dan menyebabkan krisis kepercayaan masyarakat, isu-isu agama, politik identitas dan semacamnya, kerap dipolitisir sebagai legitimasi agar hoaks bisa berjalan efektif nan legitimate. Dr. Kuskridho Ambardi selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM menjelaskan bahwa nilai demokrasi kerap dipertaruhkan jelang pertarungan politik, karena keputusan para pemelih yang terkadang keliru, sehingga memunculkan pemimpin yang salah. Menurutnya hal ini diakibatkan karena informasi yang salah dan tak akurat mengenai pasangan calon. "Jadi begini para pemilih itu kadang kemakan berita bohong ketika ingin memilih paslon, yaa karena informasi yang mereka dapet itu bisa saja hasil politisasi elite juga. misalkan ada berita viral, orang cenderung menggagap ini berita yang benar, padahal belum tentu yang viral itu benar dan yang gak viral itu tidak bener, malah kadang bisa sebaliknya, nah dari sini saja kelihatan," jelasnya pada diskusi bertajuk "Mengungkap Aktor-Aktor Politik Hoaks di Tahun Politik" yang digelar di Jakarta. Pada kesempatan yang sama Syafii Alielha selaku Direktur NU Online melihat bahwa para politisi adalah penyumbang besar terciptanya berita hoax dimasyarakat. Lebih jauh ia menuturkan bahwa banyak portal islami justru bermuatan provokasi. Oleh sebab itu dengan melihat gejala tersebut, Syafii menghimbau agar masyarakat jangan mudah percaya sebelum melakukan tabayun. Senada dengan Syafii, Dr Arie Sujito ia menghimbau bahwa pentingnya membangun kekuatan civil sociaty untuk mengahadapi pilpres 2019. Karena menurut Syafii dan Arie sudah tak dapat lagi berharap dari Politisi untuk menjaga kohesivitas sosial masyarakat. Lebih jauh Arie menuturkan bahwa para agen yang memproduksi hoaks didominasi oleh masyarakat menengah namun memiliki uang dan dekat dengan masyarakat. "Jadi menurut saya mas, udah gak bisa berharap sama politisi, wong kadang mereka yang buat juga untuk kepentingan mereka, makannya penting kita untuk membangun ditataran akar rumput supaya jangan mudah terprovokasi sama berita bohong, supaya apa ? supaya objektif mandang paslon, ini gak mudah mas ini pelajaran tiada akhir kayaknya," ungkapnya. Sementara itu Peneliti Senior Center For Strategic Internasional Studies J.Kristiadi membenarkan pernyataan Syafii bahwa memang politisi yang tak amanatlah yang pangkal permasalahan merebaknya berita hoax, oleh sebab itu ia pun ingin tataran akar rumput memiliki karakter dan budaya politik yang baik, agar tak mudah dieksploitasi para politisi. (cw4/sir)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT