ADVERTISEMENT

Industri Smelter Nasional Terima Suntikan Investasi Rp 400 Triliun

Jumat, 2 Februari 2018 08:22 WIB

Share
Industri Smelter Nasional Terima Suntikan Investasi Rp 400 Triliun

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Industri smelter nasional menerima tambahan suntikan investasi senilai USD3 miliar atau setara Rp 400 triliun mulai tahun 2018, baik investasi baru maupun ekspansi perluasan pabrik. Menyusul implementasi kebijakan hilirisasi industry yang dikebut Kementerian Perindustrian. “Kami masih fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, salah satunya di sektor logam,” ujar Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Jakarta. "Indonesia tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping akan menghasilkan stainless steel sebanyak empat juta ton pada 2019.” Pembangunan pabrik smelter dalam negeri terutama yang berbasis logam, katanya, berjalan cukup baik lantaran Indonesia termasuk 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga, yang melimpah. “Efeknya berantai pada perekonomian nasional. Mulai peningkatan nilai tambah bahan baku dan penyerapan tenaga kerja lokal hingga penerimaan devisa hasil ekspor,” ujar ketua umum Partai Golkar itu. Kondisi demikian ditanggapi positif kalangan pelaku usaha terkait. Seperti diungkap Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), Prihadi Santoso. Katanya, pelaku industri smelter nasional optimis didukung kebijakan Kemenperin termasuk rencana menyederhanakan dualisme perijinan. “Jadi, memang, harus ada kebijakan yang mendukung hilirisasi dan peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Karena kalau tidak, pelaku usaha akan lebih memilih untuk ekspor bahan baku kita daripada benar-benar membangun fasilitas pengolahan (smelter) mineral,” paparnya. Kemenperin mencatat, kapasitas smelter secara total per tahun, yaitu smelter besi mencapai 7,6 juta ton (3 juta ton Krakatau Posco dan 1,2 juta ton Krakatau Steel di Cilegon serta 3 juta ton Dexin Steel di Morowali). Disusul refinery alumina 2,3 juta ton (1 juta ton refinery Well Harvest Alumina Refinery, 300 ribu ton Indonesia Chemical Alumina dan 1 juta ton refinery JV/joint venture antara PT. ANTAM dengan PT. INALUM) dan smelter aluminium 1 juta ton. Selanjutnya, smelter nikel 4,6 juta ton dan smelter stainless steel slab 2 juta ton, serta smelter tembaga 303 ribu ton. (rinaldi/sir)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT