ADVERTISEMENT

Cak Nun Janjikan Buku Tentang Koes Plus

Senin, 8 Januari 2018 06:42 WIB

Share
Cak Nun Janjikan Buku Tentang Koes Plus

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BUDAYAWAN Jogya Emha Ainun Nadjib menjanjikan akan menulis khusus tentang rahasia Koes Plus. Seniman yang juga dikenal sebagai Kyai asal Jombang, Jawa Timur menyebut Yon Koeswoyo bukan hanya penyanyi, penulis lagu, melainkan juga seorang nasionalis dan pejuang. Cak Nun ikut di antara pelayat di pemakaman Yon Koeswoyo di TPU Tanah Kusir . Budayawan ini yang memimpin doa pengantar almarhum Yon Koeswoyo ke peristirahatan terakhir di samping pusara kedua orangtua dan makam kakaknya, Tonny Koeswoyo, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Januari 2018. Penulisan buku, kata suami dari artis Novia Kolopaking itu, akan dikerjakannya, karena dia lama mengagumi band legendaris Tanah Air, Koes Bersaudara dan Koes Plus dimana salahsatu vokalisnya adalah Yon Koeswoyo. Secara pribadi, Cak Nun akan terus menulis dimensi-dimensi yang tidak banyak orang ketahui. "Yon itu sosok yang setia pada kehendak Allah. Nilai-nilai ajaran dari Wali Songo juga dia bawa terus-menerus," ujar Cak Nun. Menurut dia, bangsa Indonesia punya orang-orang hebat yang kerap dilewatkan. "Kita punya Buya Hamka, Gus Dur, dan beberapa lainnya, tapi mereka hanya kita bawa untuk memenuhi kepentingan politik tertentu, untuk kepentingan kita," katanya. Padahal, mereka itu bukan untuk kepentingan segelintir orang saja. "Pahami mereka sebagai manusia," ujar Cak Nun, saat pemakaman Yon Koeswoyo. Nasionalis Menurut Cak Nun, almarhum Yon Koeswoyo adalah sosok nasionalis sejak dahulu. Bahkan, Koes Plus bukan sekadar musisi, melainkan pejuang. Diingatnya, bagaimana Koes Bersaudara pernah mencicipi tinggal dalam penjara era pemerintahan Presiden Sukarno atau Bung Karno. Di matanya, keluarga Koes adalah petapa-petapa luar biasa karena di usia senja saja masih loncat-loncat di atas panggung. Dia pun mengaku banyak belajar nilai-nilai dari mereka, terutama almarhum Yon Koeswoyo dan Tonny Koeswoyo. Cak Nun menyayangkan tidak ada generasi milenials yang paham akan sejarah panjang Koes Plus tersebut. "Indonesia jangan menyia-nyiakan hadiah dari Tuhan lah, mereka ini salah satu hadiah Tuhan untuk Indonesia. Saya akan terus menulis tentang mereka," katanya. Rencananya, Cak Nun akan menulis sepuluh bagian. "Sudah ada dua, sejarah mereka patut diketahui orang banyak. Nanti ada tulisan tentang saat mereka di penjara juga saya kisahkan," ujarnnya. "Vokal Koesyono yang ‘dusun’ dan lugu, serak tenggorokan Koeswoyo yang selalu terasa memuat semacam ketulusan, wajah malu-malu Murry, Abadi Soesman yang menopangnya, serta kenangan atas almarhum Koestono alias Tonny yang jenius, kaya raya kreativitasnya dan matang­menyodorkan kepada kita bukan saja kenikmatan 'purba' yang aneh, namun juga menyertakan sejumlah pertanyaan kehidupan yang mendasar." Pemakaman jenazah almarhum Yon Koeswoyo berlangsung pada Sabtu, 6 Januari 2018, sekitar pukul 08.00 WIB, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Pemakaman tersebut dilakukan lebih awal dari waktu yang dijadwalkan semula, pukul 09.00 WIB. Almarhum Yon Koeswoyo dimakamkan satu pusara dengan kak tercinta, Tony Koeswoyo, di sebelah makam kedua orangtuanya, yakni Raden Koeswoyo (ayah) dan Rr. Atmini (ibu), sebagaimana permintaannya sewaktu masih hidup. Yon Koeswoyo wafat pada Jumat, 5 Januari 2018, sekitar pukul 05.50 WIB. Pentolan band Koes Plus ini meninggal pada usia 77 tahun. Almarhum meninggalkan empat anak dari dua pernikahannya, bersama Damiana Susi, yakni Gerry Koeswoyo dan David Koeswoyo. Bersama Bonita Angela, yakni Bela Aron dan Kenas. - dms

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT