Ketua Presidium 212 Sebut Victor Laiskodat Dilindungi Kekuasaan

JAKARTA (Pos Kota) - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab diangkat menjadi Imam Besar Umat Islam Indonesia. Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan pengangkatan tersebut merupakan hasil keputusan Kongres Alumni 212 yang digelar selama dua. Slamet menjelaskan Maklumat Jakarta itu dibuat dalam tiga bahasa yakni Indonesia, Arab dan Inggris. Slamet mengatakan maklumat akan dibagikan kepada peserta usai acara berlangsung. "Kami lakukan Kongres 212 menyepakati akan membuat simpul-simpul di 22 provinsi. Intinya dari maklumat semua peserta menguatkan kembali seluruh alumni 212,  ikrarnya habib Rizieq Shihab menjadi imam besar umat Indonesia. Karenanya alumni 212 minta pemerintah menghentikan kriminalisasi  seluruh kasus manipulasi fitnah dihentikan cepatnya," katanya saat Reuni Alumni 212 di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017). Slamet melanjutkan, Kongres juga menyoroti sikap pemerintah yang dirasakan tidak ramah terhadap umat Islam. Hal itu merujuk dari beberapa kasus kriminalisasi terhadap beberapa ulama. "Kami 212 merasakan tiga tahun pemerintahan sekarang tidak terlalu ramah dengan umat Islam. Kami terasa bagian dari kami ada indikasi  penyakit Islamphobia," tandasnya. Slamet juga mengatakan proses hukum penegaknya masih tebang pilih. Slamet menyebut proses terhadap Buni Yani dan Alfian Tanjung berjalan tetapi terhadap ujaran kebencian yang melibatkan Victor Laiskodat berjalan lambat. "Kami juga rasa nilai keadilan jauh dari umat Islam. Ujaran kebencian bak air bah. Yang dilontarkan pro penista agama begitu terlihat dilindungi. Yang berkenaan yang berseberangan sigap memproses,  kasus Victor Laiskodat yang tunjukan Islamophobia tetap hidup nyaman dilindungi kekuasaan," lanjut Slamet. (ikbal/win)