ADVERTISEMENT

Rencana Akuisisi PGN Sebaiknya Pikir Ulang

Minggu, 19 Januari 2014 12:05 WIB

Share
Rencana Akuisisi PGN Sebaiknya Pikir Ulang

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota)- Harapan pemerintah agar Pertamina segera menjadi world class oil company tidak akan menjadi kenyataan sepanjang beban perusahaan plat merah tersebut semakin tambun di sejumlah lini bisnis. Karena itu  Peneliti Pusat Studi Energi UGM Fahmy Radhi mengusulkan agar rencana akuisisi Perusahaan Gas Negara (PGN) oleh Pertamina sebaiknya dipikir ulang. “Lini bisnis Pertamina sudah sangat sarat dengan beban. Akan bertambah berat jika PGN pun diakuisisi dengan alasan apapun,” paparnya disela Focus Group Discussion Tata Kelola Gas Bumi Sebagai Perwujudan Kedaulatan Energi di Indonesia. Beratnya beban yang ditanggung Pertamina juga menyebabkan penambahan kilang minyak yang sudah dicanangkan bertahun-tahun lalu hingga kini tak kunjung terealisasi. Dampaknya Indonesia menjadi net-impoter BBM yang semakin membebani neraca perdagangan Indonesia. “Kekalahan demi kekalahan dalam perebutan ladang Migas melawan Perusahaan Minyak Asing telah menorehkan stigma bahwa Pertamina dinilai unqualified dalam mengelola ladang Migas di negeri sendiri,” lanjut Fahmy. Karena itu, dalam situasi yang kurang menguntungkan tersebut kata Fahmy upaya akuisisi Pertamina terhadap PGN merupakan keputusan blunder. Tidak saja akan semakin memperberat beban korporasi Pertamina, tetapi juga dapat memperburuk kinerja PGN pasca diakuisisi, bahkan berpotensi menurunkan harga saham PGN. Sejak muncul rencana akuisisi PGN oleh Pertamina itu sendiri, telah menyebabkan fluktuasi harga saham PGN akibat adanya sentimen negatif terkait rencana tersebut. Fakta ini sebenarnya dapat menjadi gambaran bahwa public menolak  terhadap rencana akuisi PGN oleh Pertamina. “Jadi menurut saya, keputusan bluder tersebut tidak perlu dipaksakan,” pungkas Fahmy. (faisal/sir)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT