ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
NEW DEHLI - Pembuatan pistol ringan untuk wanita, untuk menjaga diri dari ancaman perkosaan menuai masalah. Karena pihak pabrik memberikan nama yang mirip korban pemerkosaan . Protes para aktifis atas perkosaan wanita di India Gelombang kritik yang timbul atas nama protes itu, antara lain, menyebut pemberiaan nama pada pistol itu "menjijikkan." Pembuat senjata di India, IOF (India Ordonace Factory) memperkenalkan revolver kaliber 32, yang terbuat dari paduan titanium, itu sebagai "kontribusi yang berharga bagi keamanan perempuan." Pistol seberat 500-gram itu diberi nama Nirbheek, yang dalam bahasa Hindi berarti “tak kenal takut”. Namun ketika Abdul Hamied, manajer umum dari Indian OFL menambahkan, nama itu "terinspirasi oleh Nirbhaya," dan pernyataan segera mengundang protes keras. Nirbhaya adalah nama yang diberikan oleh media India untuk wanita 23 tahun yang diperkosa dan dipukuli oleh beberapa pria naik bus umum pada tanggal 16 Desember 2012 lalu. Dia kemudian meninggal. Serangan brutal memicu kemarahan di seluruh India dan menyebabkan demo umum untuk meningkatkan keselamatan dan perlakuan terhadap wanita. Hamied mengatakan proyek yang telah disusun lebih dari dua tahun yang lalu - sebelum pemerkosaan bus terjadi. "Hal ini dapat berfungsi sebagai pencegahan," dalih Hamied. "Ada sesuatu yang dapat Anda lakukan untuk mencegah serangan tersebut. Ini juga dapat meningkatkan kepercayaan pada wanita." Selain dirancang untuk perempuan, katanya, dia menambahkan bahwa dia berharap kaum laki-laki menyukainya juga . SEPI PEMINAT Sejak diperkenalkan pekan lalu, pabrik telah terjual hanya 10 senjata Nirbheek. Binalakshmi Nepram, pendiri Yayasan Pengendalian Senjata India, menggambarkan senjata baru sebagai "penghinaan." "Perempuan di India merasa senjata ini tidak akan membantu dalam keamanan," katanya. "Dan kami tidak percaya pistol adalah solusi untuk mengakhiri kekerasan seksual," tegasnya, sebagaimana diungkapkan kepada CNN. Dia menambahkan bahwa ia mengirim pesan yang salah. Daripada memprioritaskan keamanan bagi wanita, "pemerintah memilih memperkenalkan persenjataan mahal untuk solusinya. Ini adalah ungkapan kebencian terhadap wanita," katanya. Pistol yang dijual 122.000 Rupee, (setara Rp.2,5 juta), harganya di atas pendapatan per kapita India rata-rata tahunan, yaitu sekitar $ 1.410. (Rp1,8 juta) Ketika ditanya harga Hamied mengakui, harganya memang cenderung untuk klas menengah dan berpenghasilan lebih tinggi. "Ini bukan untuk perempuan miskin," katanya. PERIZINAN SULIT Masalah lain, India memiliki kontrol ketat pada kepemilikan senjata, dengan lisensi sulit diperoleh. "Lisensi senjata jarang diberikan. Hanya untuk orang-orang berduit dan berpengaruh, dan itu berarti ‘sangat laki-laki’ . Perempuan miskin di India tidak memiliki sarana atau akses untuk memiliki senjata," kata Ruchira Gupta, seorang aktivis hak-hak perempuan. Selain di luar jangkauan untuk perempuan miskin, Gupta setuju itu diproyeksikan pesan yang salah. "Nirbhaya adalah korban kekerasan yang disebabkan oleh keinginan dari enam orang untuk memperlihatkan dominasi dan maskulinitas mereka. Pada akhirnya kita harus menantang budaya dominasi dan kekerasan melalui non-kekerasan. Bukan melalui alat yang lebih menunjukkan ekspresi kekerasan," katanya. Sejauh ini, pabrik senjata di kota India utara Kanpur telah menerima 50 sampai 60 pertanyaan tentang produk, kata Hamied. Dia tidak memiliki rincian berapa banyak pembeli potensial pistol di kalangan wanita. - cnn/d
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT