ADVERTISEMENT

Sekeluarga Miskin Keracunan Siput di Bebelan - Bekasi

Rabu, 25 Desember 2013 18:14 WIB

Share
Sekeluarga Miskin Keracunan Siput di Bebelan - Bekasi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BEKASI (PosKota) -  Satu keluarga miskin, keracunan makan siput sawah yang dimasak bumbu kuning di rumahnya Kampung Wares RT 006/04 Desa Kedungjaya Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (25/12) siang. Siput-330 Keluarga miskin yang terdiri dari suami-istri dan tiga anaknya dilarikan ke RSD Kabupaten Bekasi, karena buang-buang air dan muntah-muntah. “Perut rasanya sakit dan kepala berat ,” keluh Ny Nurhayati, 45, saat ditemui Pos Kota di RSD Kabupaten Bekasi, Cibitung. Siput-475Ny. Nurhayati terkapar di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Bekasi di Cibitung. foto: Saban. Ibu tujuh anak ini mengaku sebelumnya mendapat kiriman ayam negeri yang sudah dibumbui dan keong siput dari Marwih, Ketua RT 006. “Saya memang orang susah, makan saja seketemunya, terkadang pagi  makan,  sore tidak, kalau sore makan pagi nggak,”ujar Ny Nurhayati, sambil menahan sakit. Pitno, 48, suaminya yang hanya anggota Linmas desa serta merangkap tukang ojek tidak menentu membawa uang belanja. “Namanya tukang ojek di kampung, kadang bawa uang kadang nggak,” lanjut Ny Nurhayati, sambil menuturkan untuk makan sehari-hari dia dibantu para tetangga dan keluarganya. Pada Rabu pagi, dia mendapat sepotong ayam negeri yang sudah dibumbui dari Ny Nurmanih, 46, kakaknya, kemudian keong siput dari RT Marwih, kedua lauk itu pun dimasak, ayam digoreng dan keong siput direbus, kemudian sekitar pukul 10:00, keluarga besar ini makan bersama. Namun baru beberapa jam mereka menyantap, tiba-tiba masing-masing anggota keluarga merasakan mual yang sangat hebat lalu buang-buang air,”Isi perut rasanya seperti diremes-remes,” ujar  Khairiyah, 21, anak Ny Nurhayati, yang sudah dua botol impus masuk ke tubuhnya. Perasaan yang sama juga menimpa Yuli Rahmawati, 9, Marsela, 7 dan Pitno, mereka merasakan perut melilit, muntah-muntah dan buang-buang air. Ketua RT dan warga lainnya kemudian membawa keluarga miskin inike Puskesmas Babelan. Namun karena kondisi korban semakin parah akhirnya dibawa keRSD Kabupaten Bekasi di Cibitung. Dokter Yanti Vihara,dokter Unit Gawat Darurat (UGD) RSD Kabupaten Bekasi, kepada Pos Kota menuturkan para pasien masuk sekiarpukul 16:00 dengan keluhan mual-mual, muntah dan buang-buang air. “Penanganan pertama menambah cairan dengan infus, kemudian memeriksa darah. Hasilnya masih menunggu laboratorium,” ujarnya. Mereka yang dirawat di RSD Kabupaten Bekasi , Pitno, Ny Nurhayati, Khairiyah, Yuli Rahmawati dan Marsela. Empat anak korban lainnya setelah ditangani Puskesmas Babelan diperbolehkan pulang. LADANG MINYAK DAN GAS     Keluarga Pitno adalah satu dari ratusan keluarga lainnya di Desa Kedungjaya, Babelan yang hidup miskin. Di desa ini sebenarnya sumber minyak dan gas yang saat ini dikelola oleh Pertamina. Desa menyimpan kekayaan minyak bumi dan gas alam yang cukup signifikan, tetapI keluarga miskin masih banyak. Berpusat di Desa Kedungjaya. Nyala api (flare) yang disemburkan sumur-sumur minyak milik Pertamina menjulang tinggi dari tiang-tiang yang tepancang kokoh menghiasi langit Babelan dan mampu menerangi kegelapan malam hingga jarak belasan kilometer. Lalu-lalang puluhan truk tangki minyak di jalan yang sempit dan rusak parah di beberapa bagian silih berganti mengangkut sekitar 8.000 barrel atau setara 1.272.000 liter minyak mentah dari Stasiun Pengumpul Tambun setiap harinya ke Balongan, Indramayu. Akan tetapi, kehadiran pengeboran minyak itu hingga kini malah lebih dianggap sebagai sumber penderitaan daripada potensi untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Wajah kemiskinan dan kebodohan belum lepas dari keseharian warga Babelan dan kawasan utara pada umumnya.  (saban/d) Teks:Keluarga miskin yang keracunan ayam goreng dankeong siput dirawat di RSD Kabupaten Bekasi.(saban) 

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT