ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA (Pos Kota)- Nuffic Neso Indonesia, sebuah lembaga nirlaba asal Belanda memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia yang ingin berstudi di Belanda melalui program beasiswa Orange Tulip Scholarship OTS). Menurut Direktur Nuffic Neso Indonesia Mervin Bakker, program beasiswa OTS sangat diminati oleh warga negara Indonesia.
“Ini untuk ketiga kalinya program dibuka. Silakan bagi yang berminat untuk mendaftarkan diri,” papar Bakker, kemarin.
Menurutnya, beasiswa OTS merupakan sebuah upaya untuk mendukung pelajar, mahasiswa dan professional muda untuk mewujudkan potensi diri. Program yang diluncurkan Nuffic Neso tersebut mendapat dukungan penuh dari perguruan tinggi yang ada di Belanda dan mitra dari sector public maupun swasta.
Ada 22 organisasi yang berkontribusi pada Orange Tulip Scholarship yakni perguruan tinggi Belanda, kementerian Indonesia dan perusahaan Belanda dengan 27 skema beasiswa dan 86 program beasiswa. Gelar yang ditawarkan dalam beasiswa ini adalah program foundation (pathway), S1, dan S2 diberbagai subyek akademis.
Diakui Bakker, program OTS 2013 terbilang lebih sukses dibanding tahun sebelumnya karena tahun ini ada 19 organisasi yang menyediakan lebih dari 40 beasiswa. Harapannya tahun depan jumlah dan program beasiswa OTS bisa lebih ditingkatkan jumlahnya.
Mengambil tema investasi bersama untuk masa depan, program OTS 2013 mencoba menggabungkan dana-dana dari perguruan tinggi, sector public dan dunia korporat. “Kami senang bisa memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia berlajar dengan system pendidikan kelas dunia dan mengembangkan diri menjadi individu yang kreatif, pioneer dan terhubung dengan dunia internasional,” lanjutnya.
Menurut Bakker, Belanda adalah salah satu negara dengan universitas terbaik di dunia. Karena itu setiap tahun mahasiswa asing termasuk dari Indonesia berduyun-duyun belajar di negeri kincir angina tersebut.
Hal menarik yang ditawarkan universitas di Belanda adalah sifatnya yang sangat internasional baik dalam hal staf, mahasiswa maupun kurikulumnya.
Di ruang kelas mahasiswa ditantang untuk memecahkan masalah akademis dan persoalan dunia nyata dalam lingkup internasional sehingga mereka nantinya bisa siap berkompetisi dalam dunia global. (inung/yo)
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT