ADVERTISEMENT

Daging Impor Akan Dikembalikan ke Negeri Asal

Minggu, 27 Oktober 2013 20:34 WIB

Share
Daging Impor Akan Dikembalikan ke Negeri Asal

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos kota) - Sebanyak 42 kontainer daging yang diimpor PT Karunia Segar Utama dipastikan akan direekspor (dikembalikan)  ke negara asalnya Australia, sebab masuk ke Indonesia tanpa kuota. Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung  Priok , Sahat Simatupang mengatakan  pengimportir  daging tersebut PT KSU tengah meminta keringanan biaya penumpukan. "Mereka  masih negosiasi dengan pengelola terminal agar mendapatkan diskon atau pengurangan biaya, sehingga cepat dibawa ke Austria lagi," jelas Sahat. Jumlah daging impor bermasalah itu kata Sahat,  totalnya ada 49 kontainer tapi baru 42 kontainer yang sudah mendapatkan ijin  reekspor dari Bea dan Cukai. Sedang tujuh kontainer  lainnya masih dalam proses. Ketika ditanya apa sanksi bagi importir yang tidak melaksanakan reekspor  kendati sudah memperoleh izin dari Bea dan Cukai, Sahat mengaku belum bisa menindak tegas, sebab. sampai sekarang regulasi yang mengatur terhadap barang terkena rerekspor, tapi tidak dilaksanakan belum ada. "Akibat banyak yang tidak melaksanakan reekspor, terjadi penumpukan petikemas yang tidak jelas dan sangat mengganggu kegiatan bongkar muat di priok," terangnya. Sekjen BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Ridwan Tento mengaku banyak importir nakal non anggotanya yang tidak melaksakan reekspor terhadap barangya yang bermasalah. Misalnya limbah B3 beberapa waktu lalu sempat menumpuk di Priok akibatnya terjadi kepadatan berakibat mengganggu waktu lama barang menumpuk atau bongkar muat (dweling time). Ridwan berharap Untuk menekan dwelling time pemerintah perlu mengatur sanksi bagi importir yang barangnya harus di-reekspopr tapi tidak dilaksanakan. “Ini penting khususnya untuk mencegah  negara kita jadi tempat pembuangan limbah B3 (Barang Beracun Berbahaya) dari luar negeri,” katanya. Misalnya, banyak importir memasukkan  limbah B3 dari luar negeri dengan cara  dokumennya  dimanipulasi. Setelah barang tiba di pelabuhan  importirnya menghilang atau perusahannya berpura-pura gulung tiket guna menghindari reekpor . "Mau diapakan itu sampah, akhirnya bertumpuk di pelabuhan ," kata Ridwan. (Dwi/d)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT