ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
TIDAK tanggung-tanggung, sebanyak 4 ribu bus berbahan bakar gas bakal dibeli Pemprov DKI Jakarta. Usulan anggaran diajukan Gubernur Joko Widodo kepada DPRD agar tahun 2014 dapat dikucurkan. Peruntukannya menambah angkutan publik. Informasi dikemukakan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono, Rabu (9/10), itu cukup menjanjikan bagi kita pengguna buskota. Minimal ada harapan baik. Penumpang kelak tidak lagi berjejal bagai ikan sarden. Seribu dari 4 ribu bus bakal difungsikan untuk armada Transjakarta. Sisa 3 ribu lagi guna memperkokoh pelayanan Metro Mini dan Kopaja. Proses pengadaan diupayakan tanpa lelang. Tata laksana sedang dibahas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa agar dalam tempo 3 bulan bisa terwujud. Lebih mantap lagi bila pemprov tiada jera menangkapi angkutan kota yang seenak sopir menaikkan dan menunggu penumpang. Di kota kita awak angkutan selain Transjakarta, cenderung mengabaikan fungsi halte. Kesemrawutan di jalan raya tiada lepas karenanya. Kenyataan lain yang semestinya mendapat perhatian pemprov adalah sterilisasi busway. Sebelum menghadirkan ribuan bus tambahan, kita menyaksikan kesewenang-wenangan pengendara mobil pribadi menyerobot jalur Transjakarta. Rambu-rambu larangan melintas sebagai produk hukum dianggapnya atribut kota tiada guna. Anarkisme tersebut merupakan tumpukan sebab-akibat rapuhnya kewibawaan pemerintah. Sebagai warga kota yang mendamabakan keteraturan, hanya bisa mengelus dada manakala menyaksikan pembiaran. Manajemen transportasi di kota kita memasuki ambang kegagalan. Laju kendaraan bermotor di jalan alteri maupun tol, siang-malam hampir sama dengan sepeda ontel. Uang rakyat banyak terkuras hanya untuk ongkos perjalanan. Faktor dominan sebagai penyebab adalah merosotnya kewibawaan aparat. Setahu kita, low enforcement atau penegakan hukum bagi pelangar relatif melempem. Ke depan, pemprov bersama kepolisian semestinya membentuk satuan tugas untuk setiap waktu menyeterilkan jalur khusus bus dan merazia sopir angkutan umum yang arogan.Penambahan 4 ribu bus bisa sia-sia tanpa disertai kemampuan aparat menggunakan tangan besi.***
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT