Teror tersebut mencakup kiriman kepala babi tanpa telinga, enam ekor tikus mati, dan juga doxing terhadap jurnalis politik Francisca Christy Rosana alias Cica, yang juga dikenal sebagai pembawa acara podcast Bocor Alus.
Alih-alih mengecam insiden tersebut, Hasan justru menyampaikan pernyataan yang dianggap bercanda dan menyepelekan ancaman itu.
“Saya lihat Cica di media sosial minta dikirimin daging babi. Kalau begitu artinya dia tidak merasa terancam, kan? Dia masih bisa bercanda,” ujar Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan pada 21 Maret 2025.
Komentar tersebut memicu kemarahan publik, terutama dari kalangan jurnalis, aktivis kebebasan pers, dan masyarakat sipil yang menilai bahwa pejabat negara seharusnya menunjukkan empati dan kepekaan terhadap ancaman nyata terhadap kebebasan pers.
Tanggapan Presiden Prabowo: Ucapan yang Keliru dan Teledor
Presiden Prabowo Subianto tidak tinggal diam menanggapi kontroversi yang melibatkan pejabat di lingkaran terdekatnya. Dalam sebuah wawancara di Hambalang pada 6 April 2025, Prabowo menyebut bahwa pernyataan Hasan Nasbi merupakan bentuk komunikasi yang keliru dan teledor.
“Saya rasa beliau menyesal, dan memang itu adalah pernyataan yang kurang tepat,” kata Presiden Prabowo.
Di forum lainnya, yakni Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri pada 8 April 2025, Prabowo secara terbuka menyatakan bahwa komunikasi pemerintah masih banyak yang perlu dibenahi. Pernyataan ini secara tersirat mencerminkan pengakuan atas kegagalan komunikasi strategis dari PCO.
Akhir Sebuah Babak dalam Lintasan Pemerintahan
Dalam pidato penutupnya, Hasan menyatakan bahwa pengunduran dirinya menandai selesainya satu fase perjalanan dalam tugas kenegaraan. Ia menilai bahwa sudah saatnya ia keluar dari gelanggang pemerintahan dan beralih menjadi “penonton”.
“Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi ke luar lapangan dan duduk di kursi penonton,” ujar Hasan dengan nada yang mencerminkan kelegaan sekaligus penyesalan.
Keputusan ini sekaligus membuka ruang bagi restrukturisasi dalam lembaga komunikasi presiden, terutama dalam hal membangun kembali kepercayaan publik terhadap narasi resmi pemerintah.
Baca Juga: Jangan Tertipu! Ini Modus Penipuan DC Pinjol Ilegal, Catat Juga Cara Mengatasinya
Dampak dan Refleksi Terhadap Etika Komunikasi Publik
Pengunduran diri Hasan Nasbi mencerminkan pentingnya etika komunikasi dalam konteks pemerintahan. Di era digital saat ini, di mana setiap pernyataan publik dapat dengan cepat menyebar dan berdampak luas, ketepatan dalam memilih diksi dan empati terhadap isu-isu sosial menjadi keharusan bagi setiap pejabat negara.