POSKOTA.CO.ID - Rencana pemerintah kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (kg) disambut baik masyarakat, khusunya Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari kanal YouTube INFO BANSOS, Selasa, 29 April 2025,
Pemerintah sebelumnya telah mengumumkan bahwa bantuan pangan berupa beras 10 kg akan disalurkan selama 6 bulan pada tahun 2025.
"Tahap pertama dilakukan pada Januari dan Februari, sedangkan empat bulan sisanya direncanakan menyusul dengan mempertimbangkan berbagai aspek," ujar konten kreator YouTube tersebut.
Kendati demikian, lanjutnya, hingga akhir April ini, banyak KPM mengaku belum menerima bantuan.
Sehingga hal ini menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat, terutama mengingat stok beras pemerintah sangat melimpah.
Diketahui, pada Sabtu, 26 April 2025, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini telah mencapai 3,18 juta ton.
Di mana menjadi angka tertinggi sepanjang sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Bahkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional dari Januari hingga April 2025 mengalami lonjakan sebesar 50-62 persen, jauh di atas rata-rata tahun sebelumnya.
Alasan Penundaan Penyaluran Bansos Beras 10 Kg
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan, menjelaskan bahwa penundaan penyaluran bansos beras 10 kg dilakukan untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani selama panen raya berlangsung pada Februari hingga April.
Pemerintah khawatir jika bantuan disalurkan di tengah panen, harga gabah bisa anjlok dan merugikan petani.
“Bukan tidak dibagikan, tapi ditunda karena panen raya. Kita harus jaga agar harga gabah di petani tetap di angka sekitar Rp6.500,” ujar menteri yang kerap disapa Zulhas ini.
Jadwal Penyaluran Bansos Beras 10 Kg
Untuk jadwal pasti mengenai penyaluran bantuan sosial ini, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa penyaluran CBP termasuk bantuan beras 10 kg akan dilakukan saat harga beras di pasar melonjak.
Hal ini karena CBP berfungsi sebagai instrumen stabilisasi harga dan pasokan beras. Ketika harga naik, barulah intervensi dilakukan melalui bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Kalau harganya naik, ya perlu disalurkan. Kalau stabil, belum tentu dibutuhkan," jelas Arif dalam keterangan pers di Jakarta.
Pemerintah menargetkan cadangan beras RI tembus 4 juta ton pada bulan depan.
Penyaluran bantuan akan menyesuaikan kondisi pasar dan ketersediaan beras dalam negeri.
Jumlah total bantuan yang disiapkan mencapai 900.000 ton beras dengan anggaran sebesar Rp16,6 triliun, namun waktu pasti penyaluran masih menunggu hasil rapat lanjutan.
Melimpahnya stok beras menjadi kabar baik bagi ketahanan pangan nasional.
Namun, penyaluran bantuan beras 10 kg baru akan dilakukan kembali setelah panen raya selesai dan jika harga beras di pasar mengalami lonjakan signifikan.
Masyarakat diharapkan tetap bersabar menunggu kepastian resmi dari pemerintah.