POSKOTA.CO.ID - Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau International Workers’ Day.
Perayaan ini menjadi momentum penting bagi jutaan pekerja di seluruh dunia untuk menegaskan hak-hak mereka.
Namun, di balik demonstrasi dan orasi, Hari Buruh menyimpan sejumlah fakta unik yang jarang diketahui publik.
Baca Juga: Pengusaha dan Buruh Tak Ada Titik Temu, Pemkot Bekasi Cari Jalan Keluar Kenaikan Upah 2025
6 Fakta Unik Hari Buruh Internasional 1 Mei
1. Berawal dari Tuntutan Jam Kerja 8 Jam
Hari Buruh bermula dari perjuangan kelas pekerja di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19.
Dikutip dari History.com pada Selasa, 29 April 2025, aksi besar-besaran diadakan di Chicago pada 1 Mei 1886 untuk menuntut pembatasan jam kerja menjadi 8 jam per hari.
Unjuk rasa itu memuncak pada peristiwa Haymarket Riot yang menyebabkan kerusuhan dan jatuhnya korban jiwa.
2. Amerika Justru Tidak Merayakan pada 1 Mei
Ironisnya, meskipun akar sejarah Hari Buruh berasal dari AS, negara tersebut tidak merayakannya pada 1 Mei. Sebaliknya, Labor Day di AS diperingati setiap Senin pertama bulan September.
Menurut laporan BBC News, penetapan ini dilakukan untuk menghindari kaitan langsung dengan gerakan buruh radikal di masa lalu.
3. Ditetapkan oleh Gerakan Sosialis Internasional
Hari Buruh resmi ditetapkan sebagai hari peringatan oleh Kongres Sosialis Internasional pada 1889 di Paris.
Penetapan ini sebagai penghormatan terhadap perjuangan buruh yang gugur dalam tragedi Haymarket.
Sejak saat itu, 1 Mei diperingati secara global, terutama di negara-negara Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
4. Tidak Semua Negara Menjadikan Hari Libur
Meski dirayakan secara internasional, tidak semua negara menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional. Menurut The Guardian, negara-negara seperti Arab Saudi dan beberapa negara di Timur Tengah tidak memperingati Hari Buruh secara resmi.
5. Lebih dari Sekadar Demonstrasi
Di beberapa negara seperti Kuba, China, dan Rusia, Hari Buruh diperingati dengan parade besar yang menampilkan kekuatan dan persatuan kelas pekerja.
Sementara di Indonesia, peringatan ini kerap dijadikan ajang unjuk rasa menuntut perbaikan kesejahteraan buruh.