Untuk Anda yang ingin mencoba membuat opak nasi sendiri di rumah, berikut adalah langkah-langkah pembuatan yang telah diwariskan turun temurun oleh masyarakat Sunda:
- Persiapan Bahan:
- Nasi putih matang (sebaiknya dari beras pulen)
- Air secukupnya
- Daun bawang iris tipis
- Bawang putih yang telah dihaluskan
- Garam dan penyedap rasa
- Tepung kanji (sagu)
- Proses Pengadukan:
- Masukkan nasi dan air ke dalam rice cooker, masak hingga nasi menjadi sangat pulen dan agak lengket.
- Setelah matang, campurkan irisan daun bawang, bawang putih halus, garam, penyedap rasa, dan tepung kanji ke dalam nasi panas. Aduk merata hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk.
- Pembentukan dan Pengeringan:
- Ambil sedikit adonan, bentuk bulat pipih seperti koin besar.
- Tata di atas tampah atau alas plastik, lalu jemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering (biasanya membutuhkan 1–2 hari tergantung cuaca).
- Proses Penggorengan:
- Setelah kering, goreng adonan opak nasi dalam minyak panas hingga mengembang dan berwarna keemasan.
- Tiriskan dan siap disajikan.
Nilai Ekonomi dan Sosial Opak Nasi
Opak nasi bukan sekadar makanan tradisional, tetapi juga menjadi sumber penghasilan bagi banyak keluarga di pedesaan.
Produksi opak nasi skala rumahan telah menjadi kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja lokal, termasuk ibu rumah tangga, lansia, dan bahkan anak-anak yang membantu proses pengeringan.
Kegiatan memproduksi opak nasi ini turut menjaga hubungan sosial dalam komunitas pedesaan. Para produsen sering bekerja bersama, berbagi bahan, saling membantu ketika menjemur atau menggoreng, dan menjual produk mereka ke pasar tradisional atau pedagang keliling.
Viralitas Opak Nasi dan Kasus Mulyana
Opak nasi menjadi viral kembali di media sosial setelah publik mengingat Mulyana, tokoh dari Kampung Baru Ciberuk, Kabupaten Serang, yang pernah tampil dalam episode Orang Pinggiran.
Dalam tayangan tersebut, ia diperlihatkan membantu neneknya menjajakan opak nasi keliling desa.
Namun, kabar terbaru mengenai Mulyana cukup menggemparkan. Pria yang kini berusia 23 tahun itu ditangkap oleh pihak kepolisian karena diduga terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap pacarnya, SA, seorang remaja berusia 19 tahun.
Kasus tersebut menjadi perhatian nasional karena tindakan keji yang dilakukan oleh pelaku, termasuk tindakan mutilasi.
Peristiwa ini memunculkan diskursus publik mengenai latar belakang sosial, tekanan ekonomi, serta pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan moralitas di kalangan anak muda, terutama mereka yang berasal dari kalangan marginal.
Menjaga Warisan Kuliner di Tengah Tantangan Sosial
Meski kisah Mulyana berakhir tragis, opak nasi sebagai warisan budaya tetap layak untuk dihargai. Makanan ini adalah representasi dari bagaimana masyarakat Sunda menghargai proses, kerja keras, dan kebersamaan dalam menciptakan sesuatu yang bermakna.
Dalam dunia yang semakin modern dan serba instan, opak nasi menjadi simbol dari ketekunan dan tradisi yang tak lekang oleh waktu. Ia bukan sekadar makanan, melainkan jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan masyarakat lokal.
Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Kartini 2025 untuk Peringati Perjuangan Perempuan di Indonesia