Presiden sempat memperlihatkan sejumlah ijazahnya kepada wartawan di rumah, termasuk ijazah dari UGM. Namun ia melarang para jurnalis untuk memotret dokumen tersebut.
"Jangan difoto ya," pesannya kepada awak media.
Ia juga menjelaskan bahwa keputusan untuk memperlihatkan ijazah itu baru ia buat malam sebelumnya. Dalam kesempatan itu, Jokowi menunjukkan dua map: satu berwarna hitam berisi ijazah SD hingga SMA, dan satu lagi berlogo UGM yang menyimpan ijazah sarjananya yang diterbitkan pada tahun 1985.
"Yang ini map asli dari UGM. Kalau yang satunya bukan," jelasnya sambil menunjuk map hitam.
Soal Kacamata
Wartawan menyinggung soal foto dalam ijazah UGM yang menunjukkan Jokowi memakai kacamata, sementara kini ia jarang terlihat menggunakannya. Jokowi menanggapi hal itu dengan santai.
"Kacamata yang itu sudah pecah," jawabnya.
Sebelumnya, Roy Suryo, seorang pengamat telematika, sempat meragukan keaslian foto tersebut dengan alasan bahwa seseorang yang pernah memakai kacamata umumnya akan terus menggunakannya.
Baca Juga: Keputusan Jokowi Selama Jadi Presiden Batal Jika Terbukti Miliki Ijazah Palsu? Begini Kata Mahfud MD
Akan Tempuh Jalur Hukum
Jokowi menyatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan untuk membawa kasus tuduhan ijazah palsu ini ke ranah hukum, karena menurutnya hal ini sudah merupakan bentuk fitnah dan pencemaran nama baik.
"Saya sedang mempertimbangkan karena ini sudah menyebar sebagai fitnah dan mencemarkan nama baik. Saya pikir ini perlu dibawa ke jalur hukum," tegasnya.
Namun, ia belum menyebutkan siapa saja pihak yang akan dilaporkan. Jokowi mengatakan hal tersebut masih dalam pembahasan bersama tim hukumnya.
"Nanti akan diputuskan. Kuasa hukum yang akan menindaklanjuti," ujarnya.