POSKOTA.CO.ID - Isu seputar kepemilikan resep Bebek Carok tengah menjadi sorotan publik setelah pernyataan mengejutkan dari sosok King Abdi alias Amrizal Nuril Abdi.
Lewat sebuah wawancara di kanal YouTube Kasisolusi, pria yang dikenal lewat konten dan kiprahnya di dunia kuliner ini mengungkap cerita pahit tentang keterlibatannya dalam bisnis bebek tersebut.
Dalam wawancara tersebut, King Abdi dengan nada getir menyampaikan rasa trauma yang masih membekas.
Alumni MasterChef Indonesia Season 10 mengaku, pernah didepak secara tiba-tiba dari 11 cabang bisnis bebek yang dirintisnya dan kembangkan bersama tim.
Bahkan, keputusan tersebut hanya disampaikan lewat sambungan telepon, tanpa ada pembahasan langsung.
"Saya trauma. Jangan bahas bebek, ya. Karena saya pernah didepak dari 11 cabang bisnis bebek," ungkapnya.
Abdi menegaskan, dirinya bukan seorang chef profesional yang haus popularitas, melainkan seorang tukang masak yang fokus pada racikan rasa dan kepuasan pelanggan.
Menurutnya, ia pernah menciptakan resep yang sangat diminati masyarakat, namun kini merasa bahwa kreativitas dan pengorbanannya justru disalahgunakan.
Tak hanya merasa ditendang dari bisnis yang ia bantu bangun, King Abdi juga sempat dituduh mengklaim resep milik orang lain. Tuduhan ini ia bantah tegas.
“Tukang masak tidak akan mengaku-ngaku. Yang ngaku-ngaku justru biasanya bukan tukang masak,” ujar Abdi.
Ia bahkan menyatakan, memiliki bukti lengkap mulai dari catatan tanggal pembuatan resep, dokumentasi foto, hingga tangkapan layar rencana awal bisnis.
Dalam pengakuannya, Abdi juga menyentil kerasnya industri F&B (food and beverage) yang menurutnya sering kali hanya mementingkan modal, bukan kejujuran dan penghargaan terhadap peran kreatif di dapur.
“Kalau kamu cuma punya uang tapi tidak punya resep dan konsep, kamu cuma akan memperalat orang lain,” tegasnya.
Lanjutnya, banyak pelaku usaha kuliner yang meraih kesuksesan dengan menumpang pada kerja keras para tukang masak, namun tidak pernah mencatat atau mengakui jasa mereka.
Isu ini pun menjadi makin ramai ketika nama Bebek Carok terseret dalam perbincangan. Brand kuliner khas Madura ini dikenal luas sebagai usaha milik komika Tretan Muslim dan sang istri, Rinda Rizqi Veani Permatasari.
Namun, pernyataan King Abdi yang menyebut pernah menyusun konsep dan meracik resep untuk sebuah bisnis bebek yang kini populer membuat netizen mulai berspekulasi.
Klarifikasi Tretan Muslim
Tak tinggal diam, Tretan Muslim sempat memberikan komentar di salah satu unggahan video Kasisolusi yang berisi pengakuan King Abdi.
“Wah rame juga ya, oke saya akan luruskan fakta sebenarnya nanti, karena kalau ngundang satu pihak doang gini bisa jadi fitnah dan framing. Btw lebih cocok channel ini ganti nama jadi kasidrama, bukan solusi pak Derry.”
Tretan Muslim memberikan klarifikasi melalui sejumlah platform, termasuk dalam sebuah video podcast bersama Chef Arnold.
Dalam pernyataannya, Tretan menegaskan bahwa resep bebek yang dipakai dalam usahanya berasal dari sang istri, Rinda Rizqi Veani Permatasari.
Rinda sendiri mengaku bahwa resep tersebut terinspirasi dari nasi bebek Madura yang ia cicipi saat masih kuliah di Malang, Jawa Timur.
Dirinya dibantu oleh tim riset dalam mengembangkan bumbu khas yang kini dikenal sebagai bumbu hitam Bebek Carok.
"Istri saya dibantu sama tim research Bebek Carok. Menu istri saya, bumbu hitam," ujar Tretan dalam potongan video yang dikutip dari akun @g3_l4p.
Siapa Pemilik Resep Bebek Carok yang Sebenarnya?
Hingga kini, belum ada klarifikasi rinci mengenai siapa sebenarnya peracik awal dari resep Bebek Carok.
Dalam beberapa unggahan, istri Tretan Muslim pernah bercerita soal racikan bumbu khas Madura yang ia kembangkan.
Namun, pernyataan King Abdi seakan membuka kemungkinan bahwa, peran dirinya lebih besar dari yang diketahui publik.
King Abdi juga mengaku bahwa dirinya sempat dijanjikan imbal hasil sebesar 5 persen dari penjualan, namun janji itu lenyap begitu saja setelah bisnis berjalan sukses.
Lebih dari uang, jelasnya, yang paling menyakitkan adalah perasaan bahwa dirinya tidak dihargai dan diabaikan.
“Saya enggak bisa diinjak-injak,” ujar Abdi.
Sebagai bentuk kekecewaannya, ia menyebut, sebagian uang yang pernah ia terima bahkan digunakan untuk membeli dan membagikan Al-Qur’an.