Seorang warga menunjuk ke arah lapangan tempat penyimpanan drum berisi limbah cair milik PT Elnusa Petrofin di Kampung Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara. Limbah kimia di area terbuka ini menimbulkan bau menyengat. (Sumber: Poskota/Angga Pahlevi)

JAKARTA RAYA

Cium Bau Limbah Kimia, Warga Kampung Tanah Merah Koja Sesak Napas

Senin 14 Apr 2025, 13:53 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Warga Kampung Tanah Merah RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan bau menyengat dari limbah cair milik PT Elnusa Petrofin yang disimpan di lapangan terbuka dekat permukiman.

Bau yang menyengat itu membuat sejumlah warga mengalami sesak napas, terutama saat angin berhembus kencang.

Sekretaris RT 02 RW 09, Wijaya Sudrajat, 58 tahun, mengatakan limbah disimpan dalam drum berwarna biru yang diletakkan di tengah lapangan milik perusahaan. Lokasinya tepat berhadapan dengan rumah-rumah warga di Gang Swasembada 1.

"Jika ada angin berhembus kencang, bau dari limbah yang ditaruh dalam drum berwarna biru yang diletakan di tengah-tengah lapangan milik perusahaan banyak dikeluhkan warga," kata Wijaya kepada Poskota saat ditemui di kediamannya, Senin, 14 April 2025.

Baca Juga: Limbah Timbulkan Bau Tak Sedap, Pabrik Ragi di Depok Digeruduk Warga

Menurut Wijaya, bau menyengat dari limbah cair ini sudah dirasakan warga selama sekitar tiga bulan terakhir.

"Semenjak sisa produksi limbah berbentuk cairan ditaruh di lapangan milik perusahaan. Suka tercium bau menyengat sampai menusuk hidung. Terkadang bau yang dihirup tersebut suka membuat sakit sampai sesak pernapasan bagi warga," lanjutnya.

Wijaya menambahkan bahwa dampak terparah dirasakan warga di RT 1, 2, 3, dan 5 karena letaknya berdekatan langsung dengan lokasi penyimpanan limbah.

Sementara warga RW 04 tidak terlalu terdampak karena posisinya lebih jauh.

Warga sempat melakukan protes dengan mendatangi kantor PT Elnusa Petrofin untuk meminta penjelasan.

"Baru dua hari, warga yang terdampak beramai-ramai untuk melakukan rembug ke perusahaan PT Elnusa Petrofin di kantornya yang ada di Jalan Plumpang - Semper," ujar Wijaya.

Baca Juga: Warna Air Kali di Tangerang Berubah Jadi Ungu, Diduga Akibat Limbah Pabrik

Respons dari pihak perusahaan disebut cepat. Drum-drum berisi limbah mulai dipindahkan, dan bau menyengat berangsur berkurang.

"Saat ini pihak perusahaan sudah mulai memindahkan drum-drum berisi cairan kimia. Sehingga untuk bau menyengat sudah agak berkurang, masih kadang suka tercium jika ada angin," tambahnya.

Perusahaan juga berencana membangun tembok pembatas yang lebih tinggi antara lapangan dan permukiman warga.

"Rencana nanti dari perusahaan juga akan meninggikan pagar pembatas antara pemukiman warga dengan lapangan. Karena selama ini tembok pembatas lapangan dengan pemukiman warga pendek hanya 1,5 meter dan ditambahin menggunakan bambu supaya lebih tinggi," jelas Wijaya.

Warga RT 02 RW 09 Kp Merah Tanah Merah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, tiap hari mencium bau menyengat dari limbah yang ditaruh dalam drum ditempatkan lapangan dekat dekat pemukiman warga. (Sumber: Poskota/Angga Pahlevi)

Amsyiah, 26 tahun, warga RT 02 RW 09, mengaku setiap malam harus menghindari bau menyengat tersebut dengan keluar rumah.

"Hampir tiap malam bau menyengat asem banget membuat napas tidak segar. Kadang jika udah bau, keluar dari rumah untuk menjauh sementera waktu sampai tidak begitu bau baru masuk lagi ke dalam rumah," ujarnya.

Ia bersyukur karena saat ini bau mulai berkurang setelah drum-drum dipindahkan.

Baca Juga: 8 Bulan Diabaikan Pemkab Pandeglang, Jalan Longsor Terpaksa Diurug Warga dengan Limbah

"Sudah tidak tercium bau menyengat lagi. Hal ini setelah drum-drum dipindahkan oleh perusahaan. Biasanya jika ada angin kencang tercium baunya menusuk seperti cuka tapi ini lebih bau lagi," katanya.

Hal serupa disampaikan Masum, 50 tahun, warga lainnya yang merasa khawatir jika terus-menerus mencium bau bahan kimia tersebut.

"Kita kan tidak tahu bahan apa ini. Sekali mencium baunya udah kaya bau gosong nyesek kaya kayu dibakar. Sebelumnya bau asem menyengat seperti cuka," ungkap Masum.

Pantauan di lokasi, tampak eskavator membersihkan area lapangan yang sebelumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan drum.

Sejumlah truk tronton juga terlihat sibuk mengangkut drum-drum tersebut.

Tags:
limbahJakarta UtaraKojabausesak napas

Angga Pahlevi

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor