POSKOTA.CO.ID - Dinamika pasar valuta asing kembali menjadi sorotan seiring pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data pasar terkini yang merujuk pada penutupan akhir pekan lalu, posisi Rupiah tercatat kembali berada di level Rp16.797 per Dolar AS.
Kembalinya kurs ke kisaran ini menandakan volatilitas yang masih mewarnai pasar keuangan, dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun global.
Memahami konteks di balik angka ini penting untuk melihat gambaran ekonomi yang lebih luas.
Baca Juga: Investasikan Uangmu di DANA eMas! Cukup Modal Rp5 Ribu, Raih Hadiah Jutaan Rupiah Sekarang Juga
Pergerakan Terkini Nilai Tukar Rupiah
Menurut data yang tersedia hingga penutupan pasar pada hari Jumat, 11 April 2025, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berada di angka Rp16.797.
Level ini menunjukkan kembalinya Rupiah ke kisaran tersebut setelah mungkin sempat bergerak menguat atau melemah dalam beberapa waktu terakhir.
Pergerakan "kembali" ini mengindikasikan bahwa level tersebut menjadi titik psikologis atau keseimbangan sementara di tengah tarik-menarik berbagai sentimen pasar.
Perlu dicatat bahwa angka ini merefleksikan kondisi pasar terakhir sebelum akhir pekan (pasar valuta asing umumnya tutup pada hari Sabtu dan Minggu).
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah, Warganet Langsung Tanya Dampaknya via AI Grok

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rupiah
Pergerakan nilai tukar Rupiah tidak terjadi dalam ruang hampa. Sejumlah faktor eksternal dan domestik saling berinteraksi dan diduga turut memberikan pengaruh.
Dari sisi global, data ekonomi AS seperti inflasi dan angka ketenagakerjaan, arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve), serta sentimen risiko di pasar keuangan global menjadi pendorong utama.
Ketidakpastian geopolitik atau perubahan harga komoditas dunia juga dapat memberikan tekanan atau dukungan bagi mata uang Garuda.
Baca Juga: Rupiah Sentuh Rp17.000 per Dolar AS, Ini Dampak Nilai Tukar Anjlok terhadap Ekonomi
Upaya Stabilitas oleh Bank Indonesia
Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah merupakan salah satu mandat utama Bank Indonesia. Dalam menghadapi tekanan atau volatilitas yang berlebihan, bank sentral umumnya akan melakukan langkah-langkah stabilisasi.
Ini bisa berupa intervensi langsung di pasar valuta asing (spot market), intervensi di pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), atau penggunaan instrumen moneter lainnya seperti penyesuaian suku bunga.
Tujuan utamanya adalah untuk menjaga agar pergerakan nilai tukar tetap sejalan dengan fundamental ekonomi dan tidak menimbulkan gejolak yang berlebihan di pasar.