Picu Kontroversi, Pemuka Agama Malaysia Sebut Serial Bidaah Rendahkan Martabat Ulama

Sabtu 12 Apr 2025, 09:43 WIB
Ulama asal Malaysia menilai bahwa serial Bidaah memicu kontroversi dan merendahkan martabat ualam. (Sumber: Viu)

Ulama asal Malaysia menilai bahwa serial Bidaah memicu kontroversi dan merendahkan martabat ualam. (Sumber: Viu)

"Citra Islam yang seharusnya mulia, justru ditampilkan sebagai agama yang keras, kejam, dan penuh kekerasan," katanya.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa kritik terhadap Islam tidak berhenti sampai di situ.

Dalam beberapa kasus, pelaku-pelaku kejahatan sengaja digambarkan mengenakan atribut keagamaan seperti serban, tongkat, atau tasbih seakan-akan menunjukkan bahwa penampilan agamis adalah kedok dari perilaku jahat seperti pemerkosaan, pembunuhan, dan kekejaman lainnya.

Padahal, katanya, representasi seperti ini sangat tidak adil, karena tidak mencerminkan kenyataan secara menyeluruh.

Ia mengakui, emang tidak dapat disangkal bahwa ada individu yang menyalahgunakan atribut agama untuk kepentingan pribadi, seperti menipu atau melakukan tindakan amoral.

Namun, Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid menjelaskan bahwa hal serupa juga terjadi pada individu yang tidak berpakaian agamis mereka yang menggunakan dasi, mengenakan jas atau seragam resmi pun ada yang melakukan penyimpangan.

"Mengapa hanya sosok yang berpakaian agama yang sering kali disorot secara negatif?" kata Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid dikutip dari YouTube B-PRAST HD.

Seharusnya, kata Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid, media memberikan gambaran yang seimbang.

Jika ada satu orang yang berbuat jahat sambil mengenakan atribut agama, tampilkan pula mereka yang berpakaian agamis namun jujur dan amanah.

Begitu pula dalam profesi lain, lanjutnya, jika ada dokter yang menyalahgunakan ilmu untuk mengejar keuntungan pribadi, tampilkan juga dokter yang tulus dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.

Dengan demikian, masyarakat tidak terjebak dalam stigma dan prasangka semata.

Upaya membentuk citra buruk terhadap para nabi dan ulama bukanlah hal baru.

Berita Terkait

News Update